Suara.com - Maaf dan terima kasih adalah kata yang memiliki arti mendalam bagi banyak orang. Hanya saja, ada orang yang gengsi untuk mengucapkannya. Untuk itu kata maaf dan terima kasih harus dibiasakan sejak dini dan orangtua berkewajiban mengajarkan kata-kata tersebut.
Dikatakan Spesialis Dokter Anak Mesty Ariotedjo, meski terlihat sederhana, kata maaf dan terima kasih menjadi suatu hal yang sangat penting untuk dibiasakan terutama bagi perkembangan anak.
Dalam peluncuran Buku Seri Baik: Maaf dan Terima Kasih, Mesty menyinggung bagaimana sikap baik harus ditanam kepada anak sejak masih kecil, dan hal itu dapat diimplementasikan dengan pengucapan kata terima kasih serta maaf.
"Kata terima kasih dapat menjadi rasa syukur anak kepada Tuhan dan diri sendiri, “ ucapnya pada peluncuran Buku Seri Baik: Maaf dan Terima Kasih, yang dilakukan secara daring beberapa waktu lalu.
Di sisi lain, Praktisi Anak Usia Dini Gianti Amanda mengatakan buku tersebut dapat menjadi contoh baik kepada anak serta dapat membangun hubungan antara orangtua dan anak ke arah yang lebih baik.
Gianti mengungkapkan bagaimana orangtua harus bisa mencontohkan hal-hal baik kepada anak. Selain membiasakan perilaku baik kepada anak, orangtua juga diharapkan bisa melakukannya di lingkungan sekitar.
Buku Seri Baik: Maaf dan Terima Kasih disusun oleh berbagai tokoh dan ahli terkait anak yang berpangalaman sehingga akan mudah dipahami oleh anak. Buku yang berisi 80 persen ilustrasi yang informatif untuk menjelaskan nilai-nilai positif kepada anak.
Nilai visual dianggap sangat penting, terutama saat membuat buku anak. Dengan gambar, seorang anak diharapkan dapat mengerti dengan jelas cerita yang disampaikan. Selain itu desain yang dibuat pada buku anak diharuskan sesuai dengan kondisi kenyataan sehingga anak dapat merekam gambar dan mengetahui artinya.
Dalam acara peluncuran, artis berbakat Sandra Dewi mengatakan bagiaman buku dapat menjadi sumber inspirasi orangtua untuk mengisi waktu luang bersama anak di masa pandemi. "Dengan buku ini jadi senang membaca dan gambarnya bagus menarik. Hal itu jadi ide untuk kegiatan selama 9 bulan karantina di rumah," tuturnya. (Penulis: Fajar Ramadhan)
Baca Juga: Hari Kesehatan Mental Sedunia, Awas Toxic Relationship Orangtua dan Anak
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 5 HP Murah RAM 8 GB Memori 256 GB untuk Mahasiswa, Cuma Rp1 Jutaan
- Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
- 5 Sunscreen Terbaik Mengandung Kolagen untuk Usia 50 Tahun ke Atas
- 8 Lipstik yang Bikin Wajah Cerah untuk Ibu Rumah Tangga Produktif
Pilihan
-
Vinfast Limo Green Sudah Bisa Dipesan di GJAW 2025, Ini Harganya
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
Terkini
-
Terobosan Regeneratif Indonesia: Di Balik Sukses Prof. Deby Vinski Pimpin KTT Stem Cell Dunia 2025
-
Peran Sentral Psikolog Klinis di Tengah Meningkatnya Tantangan Kesehatan Mental di Indonesia
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
Waduh! Studi Temukan Bukti Hewan Ternak Makan Sampah Plastik, Bahayanya Apa Buat Kita?
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG