Suara.com - Ngompol merupakan salah satu masalah klasik anak-anak. Beberapa anak sudah bisa mengutarakan keinginannya untuk pipis, namun beberapa lainnya masih kesulitan menahan dan terpaksa ngompol di celana.
Pertanyaannya kini, hingga usia berapa sebenarnya anak masih dianggap wajar mengompol?
Dokter spesialis urologi Dr. dr. Irfan Wahyudi. Sp. U(K)., mengatakan bahwa mengompol masuk dalam proses tumbuh kembang anak. Karenanya, balita yang masih ngompol dianggap normal karena mereka masih dalam tahap belajar.
Hanya saja ia menyinggung bagaimana ada batasan waktu untuk anak membiasakan diri tidak mengompol saat tidur.
"Proses berkemih, baik pada saat bangun dan juga saat tidur adalah bagian terakhir dari proses tumbuh kembang. Perlu waktu sekitar 4 tahun untuk anak bisa mulai mengontrol berkemih saat bangun maupun saat tidur," kata dokter Irfan dalam webinar yang diselenggarakan Eugenia Communication, Jumat (18/12/2020).
Saat anak berusia di atas lima tahun masih mengompol saat tidur, anak bisa saja mengalami gangguan kesehatan yang disebut enuresis.
Enuresis merupakan kondisi anak di atas lima tahun atau orang dewasa yang mengompol saat tidur tanpa ada kelainan anatomi dan saraf. Enuresis dibagi menjadi dua jenis yaitu enuresis primer dan enuresis sekunder.
Disebut enuresis primer jika anak sejak lahir hingga usia di atas 5 tahun masih ngompol tidak pernah berhenti. Sedangkan enuresis sekunder, terjadi pada anak yang sempat berhenti mengompol namun tiba-tiba kembali mengompol saat malam hari.
"Kalau enuresis sekunder perlu hati-hati karena mungkin ada komorbid atau penyakit penyerta. Misalnya, faktor psikologis, apakah faktor sosial, masalah dengan pelajaran ataupun lingkungan keluarga, keributan orangtua atau adanya kelainan diabetes pada anak," paparnya.
Baca Juga: Atta Halilintar Sampai Ngompol Buktikan Cinta ke Aurel Hermansyah
Menurit Irfan, kejadian enuresis cukup tinggi. Ia menyampaikan bahwa di Indonesia, enuresis terjadi pada 8-10 persen anak di atas usia 7 tahun.
Meski begitu jumlahnya kian berkurang setiap tahun. Sedangkan pada remaja kasus enuresis terjadi pada 3 persen dan dewasa sebanyak 0,5-1 persen.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Calon Pelatih Indonesia John Herdman Ngaku Dapat Tawaran Timnas tapi Harus Izin Istri
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
Pilihan
-
CERPEN: Liak
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
Terkini
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat
-
Di Balik Prestasi Atlet, Ada Peran Layanan Kesehatan yang Makin Krusial
-
Terobosan Baru Pengobatan Diabetes di Indonesia: Insulin 'Ajaib' yang Minim Risiko Gula Darah Rendah