Suara.com - Tekanan darah tinggi adalah kondisi di mana jantung harus bekerja lebih keras memompa darah ke seluruh tubuh, biasanya tanpa disertai gejala. Tidak adanya gejala tekanan darah tinggi ini bisa meningkatkan risiko serangan jantung.
Dalam kondisi yang jarang terjadi, tekanan darah tinggi secara konsisten bisa menyebabkan tubuh mengalami perubahan yang terlihat. Ada laporan bahwa batuk kronis mungkin menandakan tekanan darah tinggi.
Sebuah studi dalam European Respiratory Journal bertujuan untuk mengukur prevalensi gejala ini pada pasien hipertensi atau tekanan darah tinggi.
Penelitian ini melibatkan 68 pasien batuk kronis di Rumah Sakit MFT Wythenshawe di Manchester. Subjek kontrol yang sesuai jenis kelamin dan usia juga dilibatkan, dari staf rumah sakit, individu yang menemani pasien pada kunjungan klinik dan kelompok sosial lokal.
Perokok, mereka dengan kondisi kardiovaskulat kecuali hipertensi dan mereka yang memiliki penyakit pernapasan selain batuk tidak dilibatkan.
Para peserta yang memiliki hipertensi pun telah minum obat antihipertensi sebelum pengujian. Demografi, status hipertensi dan tekanan darah serta detak jantung pun dicatat.
Pada akhir penelitian tidak ada perbedaan yang signifikan pada usia, gender split, tekanan darah atau detak jantung antara kelompok.
Namun, 17 subjek batuk kronis mengalami hipertensi dibandingkan dengan 3 subjek kontrol. Kesimpulannya, para peneliti mencatat bahwa batuk kronis berpotensi dengan peningkatan risiko hipertensi.
"Kondisi ini mungkin konsekuensi kardiovaskular dari serangan batuk berulang atau mungkin disfungsi otonom pada kelompok ini," kata peneliti dikutip dari Express.
Baca Juga: Mungkinkah Strain Baru Virus Corona Jadi Covid-20? Ini Kata Ahli!
Disfungsi otonom juga dikenal sebagai neuropati, yang terjadi ketika saraf untuk mengontrol fungsi tubuh rusak.
Cara menanggapinya
Satu-satunya cara untuk menentukan Anda memiliki tekanan darah tinggi adalah memeriksakan tekanan darah Anda. Jika Anda didiagnosis memiliki tekanan darah tinggi, perubahan gaya hidup salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mengontrolnya.
Menurut NHS, mengurangi jumlah garam dalam makanan serta makan banyak buah dan sayuran bisa membantu menurunkan tekanan darah tinggi.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Standar Global Layanan Kesehatan Kian Ditentukan oleh Infrastruktur Rumah Sakit
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental