Suara.com - Sering mendengar istilah syok? Dalam dunia medis, syok adalah suatu kondisi dimana tekanan darah terlalu rendah sehingga tidak dapat menyediakan asupan oksigen yang cukup untuk tubuh. Gangguan medis akibat syok berbeda dengan 'schock' yang disebabkan karena kaget atau mengalami peristiwa traumatis.
Di Amerika Serikat, bagian gawat darurat rumah sakit melaporkan lebih dari satu juta kasus syok setiap tahun. Dan dilansir dari Live Science, ada beberapa jenis syok yang dapat terjadi pada Anda, yaitu:
- Syok anafilaksis dari reaksi alergi
 - Syok kardiogenik akibat ketidakmampuan jantung untuk memompa darah
 - Syok hipovolemik dari pendarahan
 - Syok neurogenik dari gangguan emosional yang parah
 - Syok septik dari infeksi dalam darah
 
Gejala syok umumnya meliputi kulit dingin dan berkeringat yang mungkin diikuti dengan kulit terlihat pucat atau abu-abu, denyut nadi lemah tapi cepat, haus, dan pernapasan yang tidak beraturan. Selain itu, biasanya syok juga diikuti rasa pusing, berkeringat banyak, kelelahan, pupil membesar, gelisah, kebingungan, mual, dan urine yang berkurang.
Jika tidak diobati, syok bisa berakibat fatal. Namun jika ditangani, kemungkinan sembuhnya pun tergantung pada penyebabnya, kelainan lain yang dialami orang tersebut, keberadaan dan tingkat keparahan kegagalan organ, lamanya waktu yang berlalu sebelum pengobatan dimulai, dan jenis pengobatan yang diberikan. Terlepas dari pengobatannya, kemungkinan besar kematian akibat syok sangat besar setelah serangan jantung masif, terutama pada orang tua.
Itu sebabnya, kondisi syok harus segera mendapatkan penanganan. Jika Anda menemui seseorang mengalami syok, langkah pertama yang harus Anda lakukan adalah menghubungi petugas kesehatan untuk mendapatkan bantuan medis darurat.
Pendarahan apapun harus dihentikan. Kemudian korban harus dibaringkan dan dihangatkan. Angkat kaki orang tersebut ke atas untuk membantu darah mengalir kembali ke jantung. Pernapasan juga harus diperiksa. Kepala harus dimiringkan untuk mencegah muntahan yang tertelan kembali.
Ketika petugas kesehatan tiba, mereka dapat memberikan oksigen melalui masker atau menyediakan perangkat mekanis untuk membantu pernapasan. Mereka mungkin juga memberikan sejumlah besar cairan secara intravena untuk meningkatkan tekanan darah.
Obat yang melebarkan pembuluh darah dapat diberikan untuk meningkatkan aliran darah ke otak atau jantung. Infeksi bakteri dapat diobati dengan antibiotik. Obat seperti atropin dapat digunakan untuk meningkatkan detak jantung yang melambat, dan obat lain dapat diberikan untuk meningkatkan kemampuan otot jantung berkontraksi. (Fajar Ramadhan)
Baca Juga: Hati-hati, Sindrom Ini Terjadi pada Anak-anak Setelah Terpapar Covid-19!
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
 - 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
 - 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
 - 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
 - 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
 
Pilihan
- 
            
              Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
 - 
            
              Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
 - 
            
              Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
 - 
            
              Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
 - 
            
              Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
 
Terkini
- 
            
              Indonesia di Ambang Krisis Dengue: Bisakah Zero Kematian Tercapai di 2030?
 - 
            
              Sakit dan Trauma Akibat Infus Gagal? USG Jadi Solusi Aman Akses Pembuluh Darah!
 - 
            
              Dokter Ungkap Fakta Mengejutkan soal Infertilitas Pria dan Solusinya
 - 
            
              Mitos atau Fakta: Biopsi Bisa Bikin Kanker Payudara Menyebar? Ini Kata Ahli
 - 
            
              Stroke Mengintai, Kenali FAST yang Bisa Selamatkan Nyawa dalam 4,5 Jam!
 - 
            
              Dari Laboratorium ITB, Lahir Teknologi Inovatif untuk Menjaga Kelembapan dan Kesehatan Kulit Bayi
 - 
            
              Manfaatkan Musik dan Lagu, Enervon Gold Bantu Penyintas Stroke Temukan Cara Baru Berkomunikasi
 - 
            
              Gerakan Peduli Kanker Payudara, YKPI Ajak Perempuan Cintai Diri Lewat Hidup Sehat
 - 
            
              Krisis Iklim Kian Mengancam Kesehatan Dunia: Ribuan Nyawa Melayang, Triliunan Dolar Hilang
 - 
            
              Pertama di Indonesia: Terobosan Berbasis AI untuk Tingkatkan Akurasi Diagnosis Kanker Payudara