Suara.com - Kondisi Aliff Alli Khan yang sedang menjalani perawatan intensif di Wisma Atlet karena positif terinfeksi virus corona Covid-19 semakin menurun dan kritis.
Kuasa hukumnya, Asgar Sjarfi menjelaskan kondisi Aliff Alli semakin memburuk sejak memasuki minggu ketiga isolasi di Wisma Atlet. Penyebabnya, Allif Alli memiliki penyakit bawaan dan stres menghadapi kasus rumah tangganya dengan sang istri, Aska Ongi.
"Masih kritis. Biasanya 14 hari beres, tapi 14 hari baru masuk (keadaan semakin buruk), kritis dia. Abis tiga minggu langsung kritis karena ada penyakit bawaan dan pikiran soal laporan dari bu Aska yang buat mental Aliff down," kata Asgar Sjarfi ditemui di Pengadilan Agama Jakarta Pusat, Rabu (6/1/2021).
Ada beberapa penyakit bawaan yang memang bisa membuat pasien virus corona berisiko tinggi mengalami gejala berat maupun berada dalam kondisi parah. Penyakit bawaan ini termasuk penyakit tidak menular (PTM) yang bersifat kronis.
Karena dilansir dari Alodokter, penyakit kronis ini menyebabkan sistem kekebalan tubuh penderitanya melemah dan lebih sulit melawan infeksi. Akibatnya, tubuh pasien akan lebih mudah terserang penyakit, termasuk infeksi virus corona. Adapun diantaranya termasuk:
1. Gangguan pernapasan kronis
Orang yang memiliki penyakit kronis saluran pernapasan, seperti PPOK dan asma berisiko menderita gejala parah akibat virus corona yang menyerang pernapasan. Mereka rentang mengalami gangguan pernapasan berat, seperti asma, pneumonia dan gagal napas.
2. Penyakit kardiovaskular
Penyakit kardiovaskular, seperti jantung koroner, gagal jantung, stroke dan hipertensi memiliki sistem kekebalan tubuh lemah, sehingga mereka lebih rentan terinfeksi virus corona dan mengalami gejala berat.
Baca Juga: Belajar dari Kalina Oktarini, Ini Bedanya Gejala Tifus dan Virus Corona
3. Diabetes
Penderita diabetes tak hanya rentan terinfeksi, tetapi juga berisiko mengalami komplikasi fatal akibat virus corona. Adapun risiko komplikasi berbahayanya, seperti ketoasidosis diabetik dan sepsis yang meningkatkan risiko kematian.
Hal ini terjadi karena diabetes yang tak terkontrol lama-kelamaan bisa menyebabkan lemahnya daya tahan tubuh dan kerusakan pada berbagai organ tubuh.
4. Penyakit ginjal
Beberapa laporan menyebutkan bahwa ada sebagian pasien virus corona yang mengalami gagal ginjal akut, meskipun mereka tidak memilikinya. Virus corona ini juga berisiko bagi orang yang menderita penyakit ginjal kronis, rutin cuci darah dan pernah transplantasi ginjal.
5. Kanker
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat