Suara.com - Para ilmuwan mengatakan masih terlalu cepat untuk mengklaim strain virus corona Covid-19 mutan 30-90 persen lebih mematikan daripada varian sebelumnya.
Dr Yvonne Doyle, direktur medis kesehatan masyarakat Inggris, mengatakan lebih banyak penelitian atau studi yang diperlukan untuk menilai tingkat kematian akibat strain baru virus corona.
Meskipun sudah ada beberapa investigasi atau penelitian mengenai hal tersebut. Tetapi, Dr Yvone mengatakan masih terlalu dini untuk memercayainya.
"Memang sudah ada beberapa bukti, tetapi bukti ini masih sangat awal. Hal itu juga hanya melihat sejumlah kecil kasus, sehingga terlalu dini untuk mengklaimnya," kata Dr Yvone dikutip dari The Sun.
Sebelumnya, tiga kelompok ahli menasihati pemerintah Inggris untuk melihat dampak varian baru virus corona Covid-19 Kent yang lebih menular pada kematian.
Tapi, nasihat itu muncul ketika SAGE (Kelompok Penasihat Ilmiah untuk Keadaan Darurat) memeringatkan bahwa para ilmuwan meyakini strain baru virus corona Covid-19 kent mungkin 50 persen lebih mematikan.
Kemudian, Profesor Peter Horby, yang mengetuai Kelompok Penasihat Ancaman Virus Pernafasan Baru dan Berkembang Pemerintah (Nervtag), mengatakan bahwa orang perlu menempatkan data baru dalam membuat perspektif berbeda.
"Data awal tidak menunjukkan bahwa varian baru ini lebih serius daripada varian lama. Tapi sekarang, data baru justru menunjukkan ada sejumlah virus kecil yang meningkatkan risiko kematian," jelas Profesor Peter Horby.
Menurut Profesor Peter Horby, ada beberapa keterbatasan dalam data sehingga perlu hati-hati untuk mengartikannya. Sir Patrick Vallance juga mengatakan bahwa varian baru virus corona ini cukup menjadi perhatian.
Baca Juga: Varian Baru Virus Corona asal Inggris Lebih Mematikan
Para peneliti pun menyimpulkan bahwa varian baru virus corona berisiko 29 hingga 91 persen menyebabkan kematian pada orang Inggris yang terinfeksi. Hal ini diperoleh dari 3 penelitian yang menunjukkan hasil berbeda.
London School of Hygiene and Tropical Medicine mengatakan varian baru virus corona ini bisa 1,35 kali lebih mematikan. Imperial College London mengatakan itu antara 1,36 atau 1,29 kali lipat (tergantung pada metode yang digunakan) dan University of Exeter menemukan itu mungkin 1,91 kali lebih mematikan.
Berita Terkait
-
6 Langkah Matikan Centang Biru di WhatsApp, Cara Jitu Baca Pesan Tanpa Ketahuan
-
Benarkah Mematikan Kulkas Setiap Malam Bisa Hemat Listrik? Cek Fakta dan 4 Rekomendasi Merek Terbaik
-
Operasi Whipple: Dari Mimpi Buruk Jadi Harapan Baru Kanker Pankreas?
-
Cara Mematikan Update Otomatis Aplikasi Xiaomi, Tidak Boros Data dan Penyimpanan
-
Ben-Gvir Kembali Berkuasa: Israel Lanjutkan Serangan Mematikan di Gaza Pasca Gencatan Senjata
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Jangan Tunggu Dewasa, Ajak Anak Pahami Aturan Lalu Lintas Sejak Sekarang!
-
Menjaga Kemurnian Air di Rumah, Kunci Hidup Sehat yang Sering Terlupa
-
Timbangan Bukan Segalanya: Rahasia di Balik Tubuh Bugar Tanpa Obsesi Angka
-
Terobosan Baru Atasi Kebutaan: Obat Faricimab Kurangi Suntikan Mata Hingga 75%!
-
5 Pilihan Obat Batu Ginjal Berbahan Herbal, Aman untuk Kesehatan Ginjal dan Ampuh
-
Catat Prestasi, Tiga Tahun Beruntun REJURAN Indonesia Jadi Top Global Distributor
-
Mengenal UKA, Solusi Canggih Atasi Nyeri Lutut dengan Luka Minimal
-
Indonesia di Ambang Krisis Dengue: Bisakah Zero Kematian Tercapai di 2030?
-
Sakit dan Trauma Akibat Infus Gagal? USG Jadi Solusi Aman Akses Pembuluh Darah!
-
Dokter Ungkap Fakta Mengejutkan soal Infertilitas Pria dan Solusinya