Suara.com - Garam beryodium atau garam yang mengandung iodium (garam yodium) merupakan salah satu asupan makanan yang perlu dikonsumsi sehari-hari.
Garam beryodium merupakan garam yang sudah difortifikasi atau ditambahkan mineral iodium ke dalamnya.
Iodium sendiri sangat bermanfaat bagi kesehatan, terutama pada ibu hamil dan anak-anak.
Sayangnya, Riset Kesehatan Dasar 2013 melaporkan bahwa 14,9 persen anak usia sekolah berisiko kekurangan iodium.
Dokter Spesialis Gizi Klinik dr. Diana F. Suganda, Sp.GK, M.Kes mengatakan, pengetahuan sebagian masyarakat mengenai manfaat dari iodium juga masih terbatas pada upaya pencegahan penyakit gondok.
Padahal, dampak dari kekurangan iodium jauh lebih luas dan dapat terjadi pada semua usia.
"Kekurangan iodium dapat mengakibatkan perkembangan otak terganggu. Diperkirakan, 20 juta orang Indonesia menderita GAKI, yang mengakibatkan hilangnya IQ setara 140 juta point," ungkapnya dalam acara Royco Garam Beriodium secara virtual, Senin (25/1/2021).
Maka, lanjut dia, pemenuhan kebutuhan iodium harus diperhatikan dari hulu ke hilir. Bahkan, sejak 1.000 hari pertama kehidupan atau saat masih dalam kandungan, hingga ke tahapan usia selanjutnya.
Memahami kebutuhan ini, Royco berinovasi melalui rangkaian produknya, terutama Royco Kaldu Ayam dan Sapi yang kini berkomitmen menggunakan garam beriodium.
Baca Juga: Asupan Garam Berlebih Dapat Turunkan Imunitas, Ini Trik Membatasinya
Dengan harga yang tetap sama, kandungan iodium dalam Royco baru sangat baik untuk anak karena dapat membantu membentuk hormon pertumbuhan sehingga perkembangan kecerdasan, fisik dan mental mereka menjadi lebih optimal, tanpa mempengaruhi cita rasa masakan khas Royco.
"Tahun ini Royco juga melanjutkan program “Royco NutriMenu”, yang mengetengahkan panduan berisi menu lengkap yang lezat dan dapat digunakan setiap hari," jelas Hernie Raharja, Director of Foods & Refreshment PT Unilever Indonesia Tbk.
Panduan tersebut di antaranya adalah memasak menggunakan bahan makanan yang lebih bergizi, mudah didapat, praktis, terjangkau, dan bersumber dari bahan-bahan berkelanjutan berbasis nabati.
Hingga kini, program ini telah disebarluaskan ke 80.000 anggota keluarga, 180.000 remaja pondok pesantren, serta menginspirasi 2 juta keluarga Indonesia secara online.
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!
-
Produk Susu Lokal Tembus Pasar ASEAN, Perkuat Gizi Anak Asia Tenggara
-
Miris! Ahli Kanker Cerita Dokter Layani 70 Pasien BPJS per Hari, Konsultasi Jadi Sebentar
-
Silent Killer Mengintai: 1 dari 3 Orang Indonesia Terancam Kolesterol Tinggi!