Suara.com - Orangtua perlu mewaspadai adanya gangguan pendengaran pada bayi yang baru dilahirkan. Itu dilakukan untuk mengantisipasi risiko kesulitan mendengar hingga menyebabkan keterlambatan bicara pada anak.
Itulah mengapa Dokter Spesialis THT dr. Benny Hidayat, Sp THT mengingatkan pentingnya skrining pendengaran pada bayi dan anak-anak sedini mungkin.
"Dilanjutkan dengan intervensi hingga usia 3 tahun agar anak tersebut dapat memiliki pendengaran dan kemampuan bicara yang normal," ujar dr. Benny dalam keterangan tertulisnya yang diterima Suara.com, Rabu (27/1/2021).
Berikut tanda-tanda gangguan pendengaran pada bayi yang bisa dilihat dengan kasat mata:
- Pada usia 0 hingga 3 bulan tidak mampu merespon rangsangan suara.
- Pada usia 4 hingga 7 bayi tidak menoleh saat dipanggil.
- Pada usia 10 bulan bayi tidak bisa mengulang kata- kata yang diajarkan orang tua.
- Pada usia 12 bulan bayi tidak bisa mengucapkan kata yang mempunyai makna.
Selain memerhatikan tanda-tanda, dokter yang berpraktik di RS Eka Hospital Pekanbaru itu mengatakan gangguan pendengaran juga bisa dideteksi dengan metode emisi otoakustik atau Otoacoustic Emission (OAE).
OAE merupakan respons rumah siput (koklea) di telinga yang dihasilkan oleh sel-sel rambut luar dan dipancarkan dalam bentuk energi akustik. Teknologi ini memungkinkan deteksi dini ketulian bahkan sejak bayi baru berusia 2 hari.
Ada juga metode Brain Evoked Response Auditory (BERA) dikenal sebagai Auditory Brainstem Response (ABR). Pemeriksaan ini merekam potensial listrik yang dikeluarkan sel koklea selama menempuh perjalanan mulai dari telinga dalam hingga ke inti-inti tertentu di bidang otak.
"Jika hasil pemeriksaan menunjukkan adanya ketulian, maka bayi perlu menjalani habilitasi untuk memberikan fungsi pendengaran yang seharusnya dimiliki bayi atau anak yang sebelumnya belum pernah memiliki kemampuan atau pengalaman mendengar," terang dr. Benny.
Program habilitasi ini terdiri dari amplifikasi (memperkeras input suara), latihan mendengar, dan latihan bicara.
Baca Juga: Tanda, Penyebab, dan Cara Mengatasi Pendengaran Berkurang
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Pertamax Tetap, Daftar Harga BBM yang Naik Mulai 1 Oktober
-
Lowongan Kerja PLN untuk Lulusan D3 hingga S2, Cek Cara Daftarnya
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
Terkini
-
Miris! Ahli Kanker Cerita Dokter Layani 70 Pasien BPJS per Hari, Konsultasi Jadi Sebentar
-
Silent Killer Mengintai: 1 dari 3 Orang Indonesia Terancam Kolesterol Tinggi!
-
Jantung Sehat, Hidup Lebih Panjang: Edukasi yang Tak Boleh Ditunda
-
Siloam Hospital Peringati Hari Jantung Sedunia, Soroti Risiko AF dan Stroke di Indonesia
-
Skrining Kanker Payudara Kini Lebih Nyaman: Pemeriksaan 5 Detik untuk Hidup Lebih Lama
-
CEK FAKTA: Ilmuwan China Ciptakan Lem, Bisa Sambung Tulang dalam 3 Menit
-
Risiko Serangan Jantung Tak Pandang Usia, Pentingnya Layanan Terpadu untuk Selamatkan Nyawa
-
Bijak Garam: Cara Sederhana Cegah Hipertensi dan Penyakit Degeneratif
-
HD Theranova: Terobosan Cuci Darah yang Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal
-
Stres Hilang, Jantung Sehat, Komunitas Solid: Ini Kekuatan Fun Run yang Wajib Kamu Coba!