Suara.com - Virus nipah yang pertama kali ditemukan pada tahun 1999 kembali heboh dibicarakan. Sejumlah peneliti memprediksi bahwa virus nipah bisa menjadi pandemi selanjutnya. Apa itu virus nipah? Dan penyakit apa yang disebabkan oleh virus ini?
Dan buat Anda yang suka minum teh, ini kabar baik seputar efek minum teh. Dikatakan bahwa secangkir teh hangat bisa membantu menangkan diri dan pas untuk dinikmati saat bersantai. Bahkan pada orang tua atau lansia, minum teh bisa memberikan banyak manfaat kesehatan, lho. Apa saja?
Selengkapnya, simak di bawah ini ya!
1. Heboh Virus Nipah, Ini Saran WHO untuk Cegah Penularan
Virus nipah yang pertama kali ditemukan pada tahun 1999 kembali heboh dibicarakan. Sejumlah peneliti memprediksi bahwa virus nipah bisa menjadi pandemi selanjutnya.
Virus Nipah adalah virus zoonosis (ditularkan dari hewan ke manusia) dan juga dapat ditularkan melalui makanan yang terkontaminasi atau langsung antar manusia. Pada orang yang terinfeksi, itu menyebabkan berbagai penyakit dari infeksi asimtomatik (subklinis) hingga penyakit pernapasan akut dan ensefalitis fatal.
2. Lansia Harus Lebih Banyak Minum Teh, Ini Efeknya Pada Tubuh!
Sebagian besar orang pasti suka minum teh, tak peduli jam berapa pun mengonsumsinya. Karena, secangkir teh hangat bisa membantu menangkan diri dan pas untuk dinikmati saat bersantai.
Baca Juga: Bisa Menyebabkan Radang Otak, Ketahui Gejala dan Tanda Infeksi Virus Nipah
Apalagi teh adalah minuman yang bisa dikonsumsi semua orang, dari anak muda hingga orang tua. Pada orang tua atau lansia, minum teh bisa memberikan banyak manfaat kesehatan.
3. Cegah Varian Baru Corona, Pakar Sarankan Hindari Belanja Secara Langsung
Varian virus corona yang muncul di Inggris, Brasil, dan Afrika Selatan memang cukup mengkhawatirkan. Meskipun sudah ada vaksin, Anda tetap perlu melakukan berbagai pencegahan untuk menghindari infeksi Covid-19 terutama yang berasal dari varian baru.
"Sangat umum bagi virus untuk berubah dan memunculkan varian baru," kata Dr. Stephanie Sterling, MD, MPH, kepala penyakit menular di NYU Langone Hospital, Brooklyn dan co-lead dari klinik penelitian vaksin NYU Langone Vaccine Center di Brooklyn kepada Bustle.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 6 Shio Ini Diramal Paling Beruntung dan Makmur Pada 11 Desember 2025, Cek Kamu Salah Satunya?
- Kode Redeem FC Mobile 10 Desember 2025: Siap Klaim Nedved dan Gems Melimpah untuk Player F2P
Pilihan
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
Terkini
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat
-
Di Balik Prestasi Atlet, Ada Peran Layanan Kesehatan yang Makin Krusial
-
Terobosan Baru Pengobatan Diabetes di Indonesia: Insulin 'Ajaib' yang Minim Risiko Gula Darah Rendah