Suara.com - Tidur menyumbang seperempat hingga sepertiga dari umur manusia. Kebanyakan orang percaya bahwa tidur merupakan aktivitas pasif selama tubuh dan otak tidak aktif.
Padahal sebaliknya, ahli tidur dan ahli saraf Johns Hopkins Mark Wu, MD, Ph.D, mengatakan tidur merupakan periode saat otak terlibat dalam sejumlah aktivitas yang diperlukan untuk kehidupan.
Berdasarkan laman Hopkins Medicine, sepanjang waktu Anda tidur, otak akan berputar berulang kali melalui dua jenis tidur yang berbeda yaitu tidur bermimpi atau Rapid Eye Movement (REM) dan tidur non-REM.
Bagian pertama dari siklus ini adalah tidur non-REM, yang terdiri dari empat tahap. Pertama antara terjaga dan tertidur, kedua tidur ringan saat detak jantung dan pernapasan mengatur dan suhu tubuh turun, ketiga dan keempat adalah tidur nyenyak.
Data terbaru menunjukkan tidur non-REM lebih penting agar menjadi fase tidur yang lebih nyenyak dan restoratif.
Saat Anda memasuki fase tidur REM, mata bergerak cepat di belakang kelopak mata yang tertutup, dan gelombang otak serupa dengan gelombang saat bangun. Kecepatan napas meningkat dan tubuh menjadi lumpuh sementara saat kita bermimpi.
Menurut Wu, proses utama tidur diatur oleh ritme sirkadian dan dorongan tidur.
Ritme sirkadian dikendalikan oleh jam biologis yang terletak di otak. Salah satu fungsi utama 'jam' ini adalah merespon isyarat cahaya, meningkatkan produksi hormon melatonin di malam hari, dan akan menghentikan produksinya saat merasakan tubuh cahaya.
Dorongan tidur memainkan peran kunci. Tubuh sangat membutuhkan tidur, keinginannya pun akan meningkat hingga tubuh Anda benar-benar perlu tidur.
Baca Juga: Pacar Elon Musk Siap Bikin Pengguna Android Tidur Nyenyak
Perbedaan utama antara tidur dengan kebutuhan tubuh lainnya, seperti makan, adalah tubuh dapat membuat Anda tertidur ketika kelelahan.
Ketika Anda lelah, tubuh dapat mengalami episode tidur mikro selama satu atau dua detik, bahkan saat mata Anda terbuka.
Tidur siang selama lebih dari 30 menit di siang hari dapat mengganggu tidur malam dengan mengurangi dorongan tidur tubuh Anda.
Kebutuhan tidur penting bagi seluruh tubuh. Ketika orang tidak cukup tidur, risiko kesehatan mereka meningkat.
Gejala depresi, kejang, tekanan darah tinggi, dan migrain semakin parah. Kekebalan pun terganggu, meningkatkan kemungkinan penyakit dan infeksi.
Berita Terkait
Terpopuler
- Siapa Saja 5 Pelatih Tolak Melatih Timnas Indonesia?
- 7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Pilihan Sunscreen Wardah dengan SPF 50, Efektif Hempas Flek Hitam hingga Jerawat
- 5 Body Lotion Mengandung SPF 50 untuk Mencerahkan, Cocok untuk Yang Sering Keluar Rumah
Pilihan
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
-
Menkeu Purbaya Segera Ubah Rp1.000 jadi Rp1, RUU Ditargetkan Selesai 2027
-
Menkeu Purbaya Kaji Popok Bayi, Tisu Basah, Hingga Alat Makan Sekali Pakai Terkena Cukai
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
Terkini
-
Data BPJS Ungkap Kasus DBD 4 Kali Lebih Tinggi dari Laporan Kemenkes, Ada Apa?
-
Camping Lebih dari Sekadar Liburan, Tapi Cara Ampuh Bentuk Karakter Anak
-
Satu-satunya dari Indonesia, Dokter Ini Kupas Potensi DNA Salmon Rejuran S di Forum Dunia
-
Penyakit Jantung Masih Pembunuh Utama, tapi Banyak Kasus Kini Bisa Ditangani Tanpa Operasi Besar
-
Nggak Sekadar Tinggi Badan, Ini Aspek Penting Tumbuh Kembang Anak
-
Apoteker Kini Jadi Garda Terdepan dalam Perawatan Luka yang Aman dan Profesional
-
3 Skincare Pria Lokal Terbaik 2025: LEOLEO, LUCKYMEN dan ELVICTO Andalan Pria Modern
-
Dont Miss a Beat: Setiap Menit Berharga untuk Menyelamatkan Nyawa Pasien Aritmia dan Stroke
-
Jangan Tunggu Dewasa, Ajak Anak Pahami Aturan Lalu Lintas Sejak Sekarang!
-
Menjaga Kemurnian Air di Rumah, Kunci Hidup Sehat yang Sering Terlupa