Suara.com - Hari Kanker Sedunia atau World Cancer Day diperngati tanggal 4 Februari setiap tahunnya. Mirisnya jumlah penderita kanker, terutama di Indonesia masih belum bisa dikatakan menurun.
Bahkan, kasus kematian karena kanker paru di Indonesia tertinggi se-Asia Tenggara. Merujuk data Global Burden of Cancer Study (GLOBOCAN), tahun 2018, setiap tahun sebanyak 26.069 orang di Indonesia meninggal karena kanker paru, dengan 30.023 kasus baru.
Kanker paru menyumbang kematian 19,3 persen di Indonesia karena kanker. Mirisnya, menurut Dokter Spesialis Paru RS Premier Jatinegara, dr. Kasum Supriadi Sp.P pasien kanker paru stadium 4 rata-rata meninggal dalam waktu kurang dari 6 bulan.
"Oleh sebab itu, jika terdapat gejala yang mengarah ke kanker paru haruslah segera diobati. Pasien yang mengidap stadium 4 memiliki angka progresifitas (stadium lanjut) yang cepat," ujar dr. Kasum berdasarkan siaran pers Sequis yang diterima suara.com, Rabu (3/2/2021).
Dokter Kasum mengajak masyarakat ikut terlibat aktif menurunkan prevalensi kanker paru dengan meningkatkan literasi kesehatan soal kanker, khususnya kanker paru.
Mulai dari mengetahui gejala walaupun tidak semua kanker menunjukkan gejala dini, tahapan penyembuhan, hingga cara kita memperlakukan pasien kanker demi membantu proses penyembuhannya.
Beberapa gejala umum kanker paru ditandai dengan batuk yang tidak kunjung sembuh atau batuk kronis yang semakin parah hingga mengeluarkan darah, terasa nyeri pada bagian dada, punggung, atau bahu, mengalami sesak napas, serta berat badan menurun drastis.
"Untuk menentukan pasien menderita kanker paru perlu dilakukan diagnosa pasti, yaitu jika ada sel tumor yang bisa terdapat pada pada saluran pernapasan, parenkim paru, atau pada pembungkus paru," jelas dr. Kasum.
Selain itu keluarga pasien kanker paru juga harus selalu memberikan dukungan untuk membantu proses keluarga. Khususnya apa saja yang menjadi keluhan pasien, untuk mengetahui kemajuan atau kemunduran kesehatan pasien.
Baca Juga: Hari Kanker Sedunia, Wajib Tahu Perbedaan Antara Kanker dan Tumor
Dr. Kasum menyarankan agar keluarga memastikan suplai oksigen pasien dengan cara memantau tanda vital pernapasan, tensi, suhu, nadi, dan saturasi oksigen.
"Jika terlihat perubahan yang menurun maka segera konsultasikan ke dokter agar dokter dapat menentukan apakah pasien perlu mendapat perawatan intensif di rumah sakit atau tidak," pungkas dr. Kasum.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 5 Rekomendasi Bedak Tabur untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Halus dan Segar
Pilihan
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaik November 2025, Cocok Buat PUBG Mobile
-
Ratusan Hewan Ternak Warga Mati Disapu Awan Panas Gunung Semeru, Dampak Erupsi Makin Meluas
-
Profil Victor Hartono: Pewaris Djarum, Dicekal Negara Diduga Kasus Pajak
-
Dugaan Korupsi Miliaran Rupiah, Kejati DIY Geledah Kantor BUKP Tegalrejo Jogja
-
Fakta-fakta Gangguan MRT Kamis Pagi dan Update Penanganan Terkini
Terkini
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja
-
Mengubah Cara Pandang Masyarakat Terhadap Spa Leisure: Inisiatif Baru dari Deep Spa Group
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining