Suara.com - Kesediaan orang-orang untuk mendapatkan vaksinasi Covid-19 meningkat di seluruh dunia.
Lewat survei terbaru tentang kepercayaan vaksin global, ditemukan bahwa lebih dari setengah total responden menyatakan bersedia divaksinasi memerangi Covid-19.
Tetapi sikap dan kepercayaan terhadap vaksin Covid sangat bervariasi di 15 negara yang dicakup dalam survei.
Prancis menunjukkan tingkat skeptisisme paling tinggi dan beberapa negara Asia menunjukkan kepercayaan yang menurun pada vaksin. Sementara beberapa negara Eropa melihat kepercayaan yang meningkat.
Secara keseluruhan, kepercayaan vaksin lebih tinggi daripada di November 2020. Ketika itu survei yang sama dilakukan di 15 negara dan mencakup 13.500 orang.
Hasilnya, ditemukan hanya 40 persen responden yang bersedia mendapatkan vaksin.
Survei yang dipimpin oleh YouGov dan Institut Inovasi Kesehatan Global (IGHI) Imperial College London tahun ini ditemukan bahwa orang Inggris paling bersedia mendapatkan vaksin Covid-19, sebesar 78 persen, diikuti oleh Denmark sebesar 67 persen.
Prancis memiliki proporsi tertinggi dari responden yang mengatakan tidak akan menerima vaksin, yaitu 44 persen.
Tetapi terdapat peningkatan dua kali lipat dalam proporsi yang sangat setuju akan mengambil vaksin, dari 15 persen pada November menjadi 30 persen pada Januari.
Baca Juga: Deretan Negara Eropa Larang Vaksin Covid-19 Oxford Bagi Lansia, Indonesia?
Australia, Jepang, Korea Selatan, dan Singapura, kesediaan untuk mengambil vaksin menurun sejak November. Juga Jepang yang menunjukkan kesiapan paling sedikit, diikuti oleh Singapura.
“Karena vaksin akan memainkan peran penting dalam mengendalikan pandemi, para pemimpin harus bertindak sekarang untuk membantu lebih banyak orang memahami manfaat vaksinasi Covid-19 dan memastikan tidak ada yang tertinggal,” kata Direktur dan pakar Organisasi Kesehatan Dunia tentang Covid-19 David Nabarro dikutip dari Channel News Asia.
Survei tersebut merupakan bagian dari upaya WHO dan badan lainnya untuk memantau perilaku dan sikap terkait kesehatan selama pandemi.
Sejak April 2020, para peneliti telah menyurvei lebih dari 470.000 orang di seluruh dunia. Survei terbaru ini berlangsung dari 4 Jan hingga 24 Jan.
Ditemukan bahwa kebanyakan orang mempercayai vaksin, dengan dua pertiga menyatakan keyakinan kuat atau sedang dan hanya 12 persen melaporkan tidak percaya sama sekali. Juga ditemukan bahwa dua pertiga orang percaya bahwa vaksinasi penting untuk kesehatan mereka.
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?