Suara.com - Sebuah studi menunjukkan bahwa penyintas Covid-19 yang berusia muda juga bisa mengalami infeksi ulang Covid-19. Hal ini dinyatakan dalam sebuah penelitian yang melibatkan hampir 3.250 marinir muda Amerika Serikat pada Mei hingga Oktober 2020.
Melansir dari Medical Xpress, dari 3.2000 orang marinir muda yang dilacak, 189 orang sebelumya pernah dinyatakan terinfeksi Covid-19. Selama studi 6 minggu, 10 persen dari mereka kembali terinfeksi Covid-19 atau 19 dari 189 rekrutan yang sudah terjangkit Covid-19 yang kedua kalinya.
Dari 2.247 rekrutan yang sebelumnya tidak memiliki Covid-19, 1.079 atau 48 persen dari mereka terinfeksi selama penelitian.
"Anda tidak sepenuhnya terlindungi dari Covid-19 hanya karena memiliki antibodi dari infeksi sebelumnya," kata penulis studi Dr. Stuart Sealfon profesor neurologi di Icahn School of Medicine di Mount Sinai, New York. Sealfon melakukan penelitian tersebut bekerja sama dengan Naval Medical Research Center.
Temuan ini baru-baru ini dipublikasikan di server pracetak medRXiv dan belum ditinjau sejawat.
Para peneliti mengatakan infeksi pertama dan kedua melibatkan jenis virus SARS-CoV-2 yang sama dan tidak ada yang melibatkan varian baru yang lebih menular di Inggris, Afrika Selatan, atau Brasil.
"Itu berarti anggota baru dengan infeksi Covid-19 sebelumnya memiliki sekitar seperlima risiko untuk terinfeksi lagi ketika dalam pelatihan dasar, dibandingkan dengan Marinir yang sebelumnya tidak terinfeksi dan tidak memiliki antibodi," kata Sealfon.
"Semua orang yang dites positif selama penelitian memiliki gejala ringan. Tidak ada yang dirawat di rumah sakit. Tetapi risiko gejala dan lamanya infeksi sama, terlepas dari riwayat Covid-19 sebelumnya," imbuhnya.
Satu-satunya perbedaan adalah jumlah virus pada tes swab. Marinir yang terinfeksi ulang juga memiliki tingkat antibodi yang lebih rendah dari serangan awal mereka dibandingkan dengan Marinir yang tidak terinfeksi ulang.
Baca Juga: Peneliti Tengah Kembangkan Antivirus dari Tumbuhan untuk Obati Covid-19
"Dua pertiga dari 19 marinir yang terinfeksi kembali tidak memiliki antibodi penawar yang dapat diukur," kata Sealfon, menunjukkan bahwa beberapa orang yang terinfeksi tidak menghasilkan antibodi.
Memiliki antibodi setelah infeksi memang melindungi Anda dari infeksi ulang. Namun, tetap ada risiko Anda akan mendapatkannya lagi.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Peran Sentral Psikolog Klinis di Tengah Meningkatnya Tantangan Kesehatan Mental di Indonesia
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
Waduh! Studi Temukan Bukti Hewan Ternak Makan Sampah Plastik, Bahayanya Apa Buat Kita?
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif