Suara.com - Makanan yang dikonsumsi anak ternyata sangat berpengaruh pada kondisi tubuhnya, terutama sistem kekebalan tubuh atau imunitas. Banyak anak tidak suka makan sayur, padahal, selain sebagai sumber serat, sayur juga berguna untuk meningkatkan imunitas. Lalu, bagaimana cara mengatasinya?
Konsultan Gizi Royal Sport Performance Cente Senayan City, dr. Rita Ramayulis, DCN, M. Kes, mengatakan bahwa anak tidak suka sayur karena melihat kebiasaan yang dilakukan orang tua. Jika orang tua tidak membiasakan diri untuk memakan sayur, akan sulit ke bagi anak untuk mengonsumsinya.
Dalam webinar yang diselenggarakan Suara.com, dr. Rita menyebutkan beberapa faktor yang menyebabkan anak tidak suka sayur dan cara mengatasinya. Ini dia.
1. Seberapa sering orangtua mengenalkan sayur dibandingkan dengan makanan lain
Biasanya orangtua lebih sering memperkenalkan anak pada makanan berbasis protein seperti telur, ayam, susu, dan lain-lain. Sedangkan, sayur tidak begitu dikenalkan dan pada akhirnya anak kurang menyukainya.
Sayur sebaiknya mulai diperkenalkan pada anak sejak umur enam bulan melalui MPASI. Namun, orangtua cenderung tidak memperkenalkannya. Orangtua juga lebih menekankan kepada anak agar makan nasi. Hal ini membuat perspektif anak jika hanya nasi yang baik untuk tubuhnya.
Memperkenalkan sayur kepada anak tidak sekadar memberikan dan memaksa anak untuk mengonsumsinya. Orangtua juga harus mulai mengajarkan nama sayur yang dikonsumsinya dan fungsinya bagi tubuh. Hal itu membuat anak pada akhirnya jadi terbiasa dengan nama dan manfaat sayur.
2. Seberapa sering sayur hadir dibandingkan dengan makanan lain
Tidak hanya memperkenalkan, tetapi kehadiran sayur juga diperlukan agar anak menyukai sayur. Biasanya pada acara-acara seperti ulang tahun, Lebaran, Natal, atau makan di luar, sayuran jarang muncul. Hal ini yang menyebabkan anak tidak familiar dengan cita rasa sayur dan membuatnya kurang menyukainya. Hal ini juga membuat persepsi anak jika sayur tidak terlalu baik pada tubuhnya.
Untuk itu, orangtua harus sering menghadirkan sayur di tengah meja makan dalam kondisi apapun. Walaupun terdengar akan membosankan, tetapi orangtua bisa memadukan dengan makanan lain sehingga anak jadi tertarik. Dengan seringnya sayur hadir di tengah keluarga, membuat anak mengetahui jika sayur penting bagi tubuhnya.
3. Cara orangtua mengolah sayur
Biasanya orangtua hanya bisa membuat sayur yang biasa-biasa saja, sehingga rasanya tidak telalu nikmat saat dimakan. Hal ini akan membuat anak membandingkan sayur dengan makanan lainnya. Anak akan lebih memilih makanan lain yang menyajikan lebih banyak cita rasa dibandingkan sayur. Padahal, jika diolah dengan baik dan menggunakan bumbu yang tepat, sayur dapat menjadi makanan yang nikmat dan tidak kalah dengan lauk lainnya.
Baca Juga: Ditanam untuk Tugas, Kangkung Milik Gadis Ini Malah 'Dieksekusi' Ibu
4. Apakah sayur disajikan dengan menarik
Anak-anak akan tertarik dengan makanan yang diletakkan di tempat yang unik. Biasanya orangtua hanya menyajikan sayur di mangkuk. Hal ini membuat anak semakin kurang semangat untuk menyantapnya. Oleh karena itu, orangtua harus mencoba menyajikan sayur dalam tampilan yang berbeda dan lebih menarik, sehingga membuat anak jadi lebih menyukainya.
5. Orangtua tidak konsisten memperkenalkan sayur
Jika orangtua sedang memperkenalkan sayur kepada anak, jangan biarkan satu hari terlewat tanpa sayur. Dengan memberikannya setiap hari, akan membuat anak mengerti betapa pentingnya sayur bagi tubuh. (Fajar Ramadhan)
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
- 7 Sunscreen yang Wudhu Friendly: Cocok untuk Muslimah Usia 30-an, Aman Dipakai Seharian
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 23 Oktober 2025: Pemain 110-113, Gems, dan Poin Rank Up Menanti
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis
-
Indonesia Kaya Tanaman Herbal, Kenapa Produksi Obat Alami Dalam Negeri Lambat?
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter
-
Saat Kesehatan Mata Jadi Tantangan Baru, Ini Pentingnya Vision Care Terjangkau dan Berkelanjutan