Suara.com - Sebuah peneliti menyoroti bahwa satu dari tiga pasien virus corona Covid-19 yang memakai ventilator mengalami gejala gangguan stres pascatrauma (PTSD). Dr Adam Hampshire, dari Imperial College London, mengatakan bahwa pandemi kemungkinan besar memiliki dampak yang bertahan lama.
Penelitian ini berasal dari kolaborasi antara Universitas Cambridge, Imperial College London, Universitas Southampton dan Universitas Chicago. Dalam studi tersebut, ada 13.049 orang yang sembuh dari virus corona Covid-19.
Satu dari lima orang yang dirawat di rumah sakit tanpa ventilaror, juga mengalami gejala PTSD yang ekstensif. Gejala PTSD yang paling umum dialami pasien Covid-19 adalah kilas balik.
"Bukti ini mungkin penting untuk menginformasikan terapi di masa depan dan mengurangi beban kesehatan jangka panjang dari penyakit ini," kata Dr Hampshire dikutip dari Express.
Badan amal PTSD UK mengatakan kondisi ini bisa memengaruhi semua orang yang mengalami peristiwa memicu ketakutan atau ketidakberdayaan sebagai respons terhadap ancaman cedera atau kematian.
PTSD adalah respons terhadap trauma yang terjadi secara langsung pada Anda atau ketika Anda pernah menjadi saksi trauma.
Contoh peristiwa yang traumatis, termasuk kecelakaan lalu lintas, pertempuran militer, pekerjaan medis, bencana alam, kehilangan, serangan teroris hingga pekerjaan layanan darurat.
Sebenarnya belum jelas penyebab seseorang yang pernah menjalani perawatan di ICU bisa mengembangkan PTSD maupun tidak. Tapi, beberapa faktor bisa meningkatkan risiko PTSD, meliputi:
- Trauma berulang
- Kurangnya dukungan setelah trauma
- Menderita penyakit mental di masa lalu
- Pengalaman pelecehan atau trauma di masa kecil
Gejala PTSD
Baca Juga: Ilmuwan Israel Temukan Obat Covid-19 yang 96 Persen Efektif
Gejala PTSD atau trauma bisa bervariasi intensitasnya dari waktu ke waktu. Anda mungkin memiliki lebih banyak gejala ketika stres atau mengingat kejadian yang pernah dialami.
Beberapa gejala trauma bisa menghilang setelah berminggu-minggu dan ada juga yang tetap menetap. Adapun 4 jenis gejala PTSD, termasuk gejala mengalami kembali trauma itu, penghindaran, gairah dan reaktivitas, gejala kognitif serta mood.
Salah satu contoh gejala yang muncul kembali adalah kilas balik, yang menghidupkan kembali peristiwa traumatis, merasa seperti sedang terjadi sekarang.
Seseorang bisa mimpi buruk berulang terkait kejadian tersebut, memiliki pikiran yang mengganggu, sensasi fisik yang berkeringat, gemetar, nyeri atau rasa mual.
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan