Suara.com - Banyak orang percaya bahwa kelelawar mungkin adalah sumber asli dari virus corona baru. Namun penelitian baru juga menunjukkan bahwa ada kemungkinan virus corona berasal dari trenggiling.
Melansir dari Medicinenet, para peneliti membandingkan struktur protein lonjakan yang ditemukan pada SARS-CoV-2 (virus corona penyebab Covid-19) dengan virus corona kelelawar yang paling mirip. Peneliti juga mengisolasi virus corona dari trenggiling Malaya.
Studi ini dipublikasikan secara online 5 Februari di jurnal Nature Communications.
"Dengan menguji apakah lonjakan protein dari virus tertentu dapat mengikat reseptor sel dari spesies yang berbeda, kami dapat melihat apakah secara teori virus dapat menginfeksi spesies ini," jelas salah satu penulis studi, Antoni Wrobel. dari Structural Biology of Disease Processes Laboratory di Francis Crick Institute, di London.
"Yang penting di sini, kami telah menunjukkan dua hal utama. Pertama, virus kelelawar ini tidak mungkin dapat menginfeksi trenggiling. Dan kedua, virus trenggiling berpotensi menginfeksi manusia," kata Wrobel dalam rilis berita institut.
Meskipun penelitian menemukan bahwa virus corona kelelawar, yang dikenal sebagai RaTG13, tidak dapat berikatan dengan reseptor pada manusia atau trenggiling, dan bahwa virus corona trenggiling dapat mengikat trenggiling dan reseptor manusia. Namun masih belum dapat memastikan apakah virus trenggiling adalah bagian dari evolusi SARS-CoV-2 ke manusia.
Bisa jadi RaTG13 atau virus corona kelelawar bergabung dengan virus corona di spesies selain trenggiling untuk berevolusi jadi SARS-CoV-2. Ada kemungkinan juga bahwa virus corona kelelawar yang tidak diketahui dapat menginfeksi trenggiling dan kemudian pindah ke manusia.
Namun peneliti menegaskan bahwa mereka masih belum memiliki bukti untuk mengonfirmasi jalur evolusi SARS-CoV-2 atau untuk membuktikan secara pasti bahwa virus ini memang melewati trenggiling ke manusia. Namun, mereka telah menunjukkan bahwa virus trenggiling berpotensi melompat ke manusia.
"Jadi kami mendesak agar berhati-hati dalam setiap kontak dengan spesies ini dan penghentian penyelundupan ilegal serta perdagangan trenggiling untuk mencegah dari risiko ini," catat para peneliti.
Baca Juga: Gugat AstraZeneca Soal Vaksin, Italia Laporkan Kenaikan Kasus COVID-19
Berita Terkait
Terpopuler
- Siapa Zamroni Aziz? Kepala Kanwil Kemenag NTB, Viral Lempar Gagang Mikrofon Saat Lantik Pejabat!
- Terpopuler: Geger Data Australia Soal Pendidikan Gibran hingga Lowongan Kerja Freeport
- Prompt Gemini AI untuk Edit Foto Masa Kecil Bareng Pacar, Hasil Realistis dan Lucu
- 10 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 September 2025, Kesempatan Klaim Pemain OVR 110-111
- Bali United: 1 Kemenangan, 2 Kekalahan, Johnny Jansen Dipecat?
Pilihan
-
Petaka Arsenal! Noni Madueke Absen Dua Bulan Akibat Cedera Lutut
-
Ngamuk dan Aniaya Pemotor, Ini Rekam Jejak Bek PSM Makassar Victor Luiz
-
Menkeu Bakal Temui Pengusaha Rokok Bahas Cukai, Saham-saham 'Tembakau' Terbang
-
Jurus Menkeu 'Koboi' Bikin Pasar Cemas Sekaligus Sumringah
-
IHSG Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah, Saham-saham Rokok Jadi Pendorong
Terkini
-
Benarkah Diet Keto Berisiko untuk Kesehatan? Ini Jawaban Ahli
-
Tren Mengkhawatirkan! Mengapa Kasus Kanker pada Anak Muda Meningkat?
-
Gaya Hidup Higienis: Kebiasaan Kecil yang Berdampak Besar bagi Tubuh
-
Mengenal Penyakit Lyme yang Diderita Bella Hadid: Bagaimana Perawatannya?
-
Terapi Imunologi Sel: Inovasi Perawatan Kesehatan untuk Berbagai Penyakit Kronis
-
72% Sikat Gigi Dua Kali Sehari, Kok Gigi Orang Indonesia Masih Bermasalah? Ini Kata Dokter!
-
Padel Court Pertama Hadir di Dalam Mal, Bawa Olahraga Jadi Makin Fun!
-
Nyaris Setengah Anak Indonesia Kekurangan Air Minum: Dampaknya ke Fokus dan Belajar
-
Event Lari Paling Seru! 8.500 Pelari Pulang Happy dengan Goodie Bag Eksklusif
-
Manfaat Donor Darah Kurang Maksimal Tanpa Peralatan Pendukung Terbaik