Suara.com - Melalui Instagram pribadinya, psikolog Seto Mulyadi atau yang akrab disapa Kak Seto mengabarkan bahwa dirinya tengah berjuang melawan kanker prostat.
Lelaki berusia 69 tahun yang selalu nampak aktif itu mengatakan kesehatannya sedang menurun, dan sedang menunggu jadwal untuk menjalani prosedur biopsi kanker.
"Beberapa minggu belakangan ini kondisi kesehatan saya memang menurun. Dan setelah melakukan beberapa kali pemeriksaan ternyata saya didiagnosa mengidap kanker prostat," tulisnya dalam caption fotonya yang terbaring di rumah sakit ditemani istri dan anaknya, Jumat (12/2/2021).
Mengutip Alodokter, kanker prostat adalah salah satu jenis kanker yang paling sering dialami lelaki. Diperkirakan sekitar 1,3 juta lelaki di seluruh dunia menderita kanker prostat.
Di Indonesia sendiri, kanker prostat menempati urutan ke-2 sebagai jenis kanker yang paling banyak diderita lelaki.
Penyebab Kanker Prostat
Penyebab kanker prostat adalah mutasi atau perubahan genetik pada sel-sel di kelenjar prostat.
Namun, penyebab mutasi itu sendiri belum diketahui secara pasti. Selain itu, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker prostat, antara lain:
- Pertambahan usia
- Menderita obesitas
- Pola makan kurang serat, misalnya kurang asupan antioksidan seperti likopen
- Paparan bahan kimia
- Menderita penyakit menular seksual
- Memiliki keluarga yang menderita kanker prostat
Gejala kanker prostat
Kanker prostat tidak menimbulkan gejala apa pun pada tahap awal. Namun ketika kanker makin membesar atau kelenjar prostat mengalami peradangan, penderita akan merasakan gejala berupa gangguan buang air kecil.
Skrining dan diagnosis kanker prostat
Skrining kanker prostat dalam bentuk tes PSA dan colok dubur masih menjadi hal yang kontroversial, karena tes ini tidak dapat memberikan hasil yang spesifik.
Baca Juga: Heboh Nikah Dini Aisha Weddings, Kak Seto: Polri Harus Cepat Tindak Tegas!
Hasil tes yang tidak akurat dapat membuat pasien menjalani pemeriksaan dan penanganan yang sebenarnya tidak perlu dan justru membahayakan.
Oleh karena itu, diskusikanlah dahulu dengan dokter mengenai perlu tidaknya Anda melakukan skrining kanker prostat melalui tes PSA.
Untuk mendeteksi dan mengetahui stadium kanker prostat, dokter akan melakukan pemeriksaan USG prostat, MRI, dan biopsi prostat.
Pengobatan kanker prostat
Dokter akan menentukan jenis pengobatan berdasarkan tingkat keparahan kanker dan kondisi pasien secara keseluruhan. Metode pengobatan yang dapat dilakukan adalah operasi, radioterapi, terapi hormon, kemoterapi, dan krioterapi.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Mobil Listrik 8 Seater Pesaing BYD M6, Kabin Lega Cocok untuk Keluarga
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- Target Harga Saham CDIA Jelang Pergantian Tahun
Pilihan
-
Catatan Akhir Tahun: Emas Jadi Primadona 2025
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
Terkini
-
Waspada Super Flu Subclade K, Siapa Kelompok Paling Rentan? Ini Kata Ahli
-
Asam Urat Bisa Datang Diam-Diam, Ini Manfaat Susu Kambing Etawa untuk Pencegahan
-
Kesehatan Gigi Keluarga, Investasi Kecil dengan Dampak Besar
-
Fakta Super Flu, Dipicu Virus Influenza A H3N2 'Meledak' Jangkit Jutaan Orang
-
Gigi Goyang Saat Dewasa? Waspada! Ini Bukan Sekadar Tanda Biasa, Tapi Peringatan Serius dari Tubuh
-
Bali Menguat sebagai Pusat Wellness Asia, Standar Global Kesehatan Kian Jadi Kebutuhan
-
Susu Creamy Ala Hokkaido Tanpa Drama Perut: Solusi Nikmat buat yang Intoleransi Laktosa
-
Tak Melambat di Usia Lanjut, Rahasia The Siu Siu yang Tetap Aktif dan Bergerak
-
Rahasia Sendi Kuat di Usia Muda: Ini Nutrisi Wajib yang Perlu Dikonsumsi Sekarang
-
Ketika Anak Muda Jadi Garda Depan Pencegahan Penyakit Tak Menular