Suara.com - Penelitian terbaru menemukan kafein yang dikonsumsi selama kehamilan dapat mengubah jalur otak yang penting pada anak, yang dapat menyebabkan masalah perilaku di kemudian hari.
Para peneliti di Del Monte Institute for Neuroscience di University of Rochester Medical Center (URMC), menganalisis ribuan pemindaian otak anak usia sembilan dan sepuluh tahun, dan mengungkapkan perubahan struktur otak pada anak-anak yang terpapar kafein di dalam kandungan.
"Ini adalah semacam efek kecil dan tidak menyebabkan kondisi kejiwaan yang drastis, tetapi menyebabkan masalah perilaku yang minimal namun nyata, yang seharusnya membuat kita mempertimbangkan efek jangka panjang dari asupan kafein selama kehamilan," kata John Foxe, Ph.D., direktur Institut Del Monte untuk Ilmu Saraf, sekaligus peneliti utama di Adolescent Brain Cognitive Development atau ABCD Study di University of Rochester.
Hasil penelitian ini akan menjadi rekomendasi bahwa kafein apapun selama kehamilan mungkin bukan ide yang bagus, katanya lagi, melansir News Medical (15/2/2021).
Masalah perilaku yang meningkat, kesulitan fokus, dan hiperaktif adalah gejala yang diamati para peneliti pada anak-anak ini.
"Yang membuat unik adalah kami memiliki jalur biologis yang terlihat berbeda saat Anda mengonsumsi kafein selama kehamilan," kata Zachary Christensen, M.D / Ph.D. kandidat dalam Program Pelatihan Ilmu Kedokteran dan penulis pertama pada makalah yang diterbitkan dalam jurnal Neuropharmacology.
"Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa anak-anak memiliki kinerja yang berbeda pada tes IQ, atau mereka memiliki psikopatologi yang berbeda, tapi itu juga bisa terkait dengan demografi, jadi sulit untuk menguraikannya sampai Anda memiliki sesuatu seperti biomarker. Ini memberi kita tempat untuk memulai penelitian masa depan untuk mencoba mempelajari dengan tepat kapan perubahan terjadi di otak," kata Christensen.
Peneliti menganalisis pemindaian otak lebih dari 9.000 peserta berusia sembilan dan sepuluh tahun dalam studi ABCD. Mereka menemukan perubahan yang jelas tentang bagaimana jalur materi putih - yang membentuk hubungan antara wilayah otak - diatur pada anak-anak yang ibunya melaporkan bahwa mereka mengonsumsi kafein selama kehamilan.
URMC adalah salah satu dari 21 situs di seluruh negeri yang mengumpulkan data untuk studi ABCD, studi jangka panjang terbesar tentang perkembangan otak dan kesehatan anak. Studi ini didanai oleh National Institutes of Health.
Baca Juga: Bumil Wajib Tahu, Ini Dua Kandungan Produk Skincare yang Harus Dihindari
Penelitian sebelumnya menemukan kafein dapat berdampak negatif pada kehamilan. Diketahui juga bahwa janin tidak memiliki enzim yang diperlukan untuk memecah kafein saat melewati plasenta. Studi baru ini mengungkapkan bahwa kafein juga dapat meninggalkan dampak yang permanen pada perkembangan saraf.
Para peneliti menunjukkan bahwa tidak jelas apakah dampak kafein pada otak janin bervariasi dari satu trimester ke trimester berikutnya, atau ketika selama masa kehamilan perubahan struktural ini terjadi.
"Pedoman klinis saat ini sudah menyarankan untuk membatasi asupan kafein selama kehamilan - tidak lebih dari dua cangkir kopi normal sehari," kata Christensen.
Berita Terkait
Terpopuler
- Operasi Zebra 2025 di Sumut Dimulai Besok, Ini Daftar Pelanggaran yang Disasar
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Mobil Keluarga Bekas Paling Dicari 2025, Murah dengan Performa Mumpuni
- 5 Mobil Sedan Bekas Pajak Murah dan Irit BBM untuk Mahasiswa
- 5 Rekomendasi Smartwatch Selain Apple yang Bisa QRIS MyBCA
Pilihan
-
Aksi Jatuh Bareng: Rupiah dan Mata Uang Asia Kompak Terkoreksi
-
4 HP RAM 12 GB Paling Murah, Pilihan Terbaik untuk Gamer dan Multitasker Berat
-
Perusahaan BUMN dan Badan Negara Lakukan Pemborosan Anggaran Berjamaah, Totalnya Rp43 T
-
RKUHAP Resmi Jadi UU: Ini Daftar Pasal Kontroversial yang Diprotes Publik
-
Permintaan Pertamax Turbo Meningkat, Pertamina Lakukan Impor
Terkini
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja
-
Mengubah Cara Pandang Masyarakat Terhadap Spa Leisure: Inisiatif Baru dari Deep Spa Group
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?