Suara.com - Vaksinas Covid-19 menjadi salah satu cara penting untuk bisa mengendalikan pandemi. Beberapa negara di dunia telah memulai program vaksinasi.
Umumnya, seorang akan mendapat dua dosis vaksin Covid-19 dengan rentang waktu tertentu. Di beberapa negara seperti Indonesia, penyintas Covid-19 masih belum jadi prioritas yang mendapat vaksin.
Ini karena jumlah ketersediaan vaksin masih sangat terbatas. Sehingga mereka yang telah sembuh dari Covid-19 tidak menjadi prioritas karena dianggap telah memiliki kekebalan.
Kini ada anggapan yang mengatakan bahwa mereka yang sudah sembuh cukup mendapat satu dosis Vaksin Covid-19 saja. Tapi benarkah?
Dilansir dari Times of India, untuk pasien yang pernah mengalami Covid-19, ada cukup kekebalan alami yang tersisa di tubuh yang dapat membantu melawan serangan infeksi di masa depan.
Pemberian vaksin hanya akan meningkatkan respon imun tubuh dan membuatnya lebih kuat. Tujuannya, seperti yang diyakini banyak dokter akan diberikan hanya satu dosis vaksin dalam kasus Covid-19 yang pulih, dibandingkan dengan mereka yang memiliki kekebalan alami 'nol' terhadap virus.
Ada juga alasan kuat untuk menyarankan bahwa mereka yang telah pulih mungkin hanya memerlukan suntikan penguat vaksin untuk mendapatkan perlindungan.
Beberapa ahli epidemiologi juga berpendapat bahwa memilih dosis tunggal juga akan membantu negara-negara menangani tantangan logistik terkait dengan vaksin Covid-19, yang tidak hanya kekurangan pasokan, tetapi juga memerlukan penanganan dan perawatan khusus.
Ini juga dapat membantu mempercepat upaya vaksinasi di seluruh dunia, yang akan membawa kita selangkah lebih dekat untuk mencapai kekebalan kelompok.
Baca Juga: Tempat Kerumunan, Ini 2 Lokasi Vaksinasi Covid di Pasar Tanah Abang Besok
Sementara vaksin dua dosis telah lama digunakan, banyak penelitian sedang dilakukan untuk mempelajari efektivitas suntikan vaksin tunggal.
Sebuah studi yang dilakukan oleh British Medical Journal (BMJ) menemukan bahwa bahkan satu dosis vaksin COVID-19 dapat mengurangi 33 persen kasus Covid-19 dalam ukuran sampel.
Studi lain, yang diterbitkan dalam jurnal sains, Nature juga mengungkapkan bahwa bahkan satu dosis vaksin COVID-19 mampu menghasilkan antibodi penawar 1000 kali lipat, yang dapat bekerja melawan virus asli dan mutasinya saat ini yang dipertanyakan.
Sementara itu, perusahaan seperti Johnson dan Johnson, pesaing lain dalam perlombaan vaksin Covid-19 juga sedang berupaya untuk menguji vaksin dosis tunggal dalam uji coba.
Mereka yang pernah terjangkit COVID-19 juga perlu memetakan timeline pemulihannya sebelum divaksinasi. Misalnya, mereka yang mungkin baru pulih (1-2 minggu) sebelum vaksinasi dapat mempertimbangkan untuk menunda pengangkatan mereka.
Mereka yang terjangkit Covid-19 lebih dari enam bulan lalu harus diprioritaskan untuk inokulasi. Namun, masih belum diketahui apakah vaksin Covid-19 juga akan mengurangi gejala yang berkepanjangan akibat Covid-19.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
Terkini
-
Menopause dan Risiko Demensia: Perubahan Hormon yang Tak Bisa Diabaikan
-
Penelitian Ungkap Mikroplastik Memperparah Penyempitan Pembuluh Darah: Kok Bisa?
-
Lari Sambil Menjelajah Kota, JEKATE Running Series 2025 Resmi Digelar
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi