Suara.com - Selama sembilan tahun dalam pernikahannya, Nindy Ayunda menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) oleh suaminya, Askara Parasady Harsono. Bahkan, ia juga pernah menjadi korban perselingkuhan.
Pada konferensi pers yang diselenggarakan Selasa (16/2/2021) di Kantor Komnas Perempuan, Nindy memperlihatkan beberapa foto bukti kekerasan sang suami.
Dalam ketiga foto yang ditunjukannya, terlihat luka lebam di bawah mata Nindy.
"Dibanting, ada cekikan. Ya cek cok biasa rumah tangga," kata pengacara Dicky Muhammad.
KDRT merupakan 'pandemi' global yang meningkat beberapa waktu ini. Tahun lalu PBB pun telah menyerukan tindakan segera untuk memerangi lonjakan kasus krisis kesehatan masyarakat ini.
Untuk keluar dari hubungan pernikahan penuh kekerasan umumya tidak mudah. Ketergantungan finansial bisa membuat wanita sering bertahan dalam situasi toxic ini.
Namun, semakin lama bertahan, tentu akan semakin berbahaya bagi korban sekaligus anak-anak.
Menurut Alodokter, berikut langkah yang dapat dijadikan panduan agar dapat keluar dari kehidupan KDRT:
- Beri tahu kondisi Anda pada orang terdekat yang dapat dipercaya. Pastikan menyampaikannya tidak dalam lingkungan pelaku.
Baca Juga: Nindy Ayunda Alami KDRT 9 Tahun, Kenapa Korban Bertahan dan Tetap Romantis?
- Dokumentasikan bukti kekerasan yang didapat dan simpan secara hati-hati.
- Catat perilaku kekerasan yang diterima, baik fisik maupun bukan, beserta waktu terjadinya.
- Hindari melawan kekerasan dengan kekerasan, karena berisiko membuat pelaku bertindak lebih ekstrim.
Jika Anda siap pergi dari rumah pelaku, berikut beberapa hal yang dapat disiapkan:
- Siapkan tas berisi semua kepentingan Anda, misalnya dokumen pribadi, kartu identitas, uang, serta obat-obatan. Pastikan untuk menyimpannya di tempat tersembunyi.
- Menggunakan nomor atau alat komunikasi baru, ganti kata kunci dan hapus informasi history internet.
- Ketahui lokasi yang Anda tuju dan bagaimana cara untuk mencapainya tanpa diketahui pelaku. Bila perlu, minta bantuan orang lain untuk menjemput Anda.
- Jika menggunakan kendaraan sendiri, jangan memasang GPS atau pelacak lokasi lain di ponsel. Anda bisa menghapusnya.
Dampak dari KDRT sebenarnya tidak hanya pasangan yang menerima kekerasan, tetapi juga anak-anak yang menyaksikan. Mereka berisiko mengalami gangguan psikis, perilaku sgresif, serta rendah diri.
Korban KDRT dapat melaporkan tindak kekerasna ke pusat layanan publik Satu Layanan, Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak, Komisi Nasional Perempuan, atau unit Pelayanan Perempuan dan Anak di kepolisian resor di tiap wilayah.
Berita Terkait
Terpopuler
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- Panglima TNI Kunjungi PPAD, Pererat Silaturahmi dan Apresiasi Peran Purnawirawan
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
Pilihan
-
Kiper Timnas Indonesia Emil Audero Puncaki Save Terbanyak Serie A
-
Investor Mundur dan Tambahan Anggaran Ditolak, Proyek Mercusuar Era Jokowi Terancam Mangkrak?
-
Desy Yanthi Utami: Anggota DPRD Bolos 6 Bulan, Gaji dan Tunjangan Puluhan Juta
-
Kabar Gembira! Pemerintah Bebaskan Pajak Gaji di Bawah Rp10 Juta
-
Pengumuman Seleksi PMO Koperasi Merah Putih Diundur, Cek Jadwal Wawancara Terbaru
Terkini
-
3.289 Kasus Baru Setiap Tahun: Mengenal Multiple Myeloma Lebih Dekat Sebelum Terlambat
-
Konsistensi Lawan Katarak Kongenital, Optik Ini Raih Penghargaan Nasional
-
Apa Itu HB Dosting Hexyl? Doktif Klaim Hexylresorcinol Pengganti Hydroquinone
-
Perempuan Wajib Tahu! 10.000 Langkah Sederhana Selamatkan Tulang dari Pengeroposan
-
Kemenkes Catat 57 Persen Orang Indonesia Sakit Gigi, Tapi Cuek! Ini Dampak Ngerinya Bagi Kesehatan
-
5 Rekomendasi Obat Cacing yang Aman untuk Anak dan Orang Dewasa, Bisa Dibeli di Apotek
-
Sering Diabaikan, Masalah Pembuluh Darah Otak Ternyata Bisa Dideteksi Dini dengan Teknologi DSA
-
Efikasi 100 Persen, Vaksin Kanker Rusia Apakah Aman?
-
Tahapan Skrining BPJS Kesehatan Via Aplikasi dan Online
-
Rusia Luncurkan Vaksin EnteroMix: Mungkinkah Jadi Era Baru Pengobatan Kanker?