Suara.com - Kasus COVID-19 yang melonjak signifikan membuat tenaga medis Slowakia kewalahan. Untuk memaksimalkan penanganan, Slowakia pun meminta bantuan kiriman tenaga medis dari negara-negara Uni Eropa.
Kementerian Kesehatan mengatakan, ini merupakan permohonan bantuan pertama dari Slowakia, setelah rencana sebelumnya untuk melakukan pengujian skala besar yang diikuti dengan langkah-langkah yang ditargetkan di wilayah-wilayah paling parah terkena dampak tidak dapat meredakan epidemi.
Kasus infeksi virus corona sedang meningkat di Slowakia dengan hampir 2.000 kasus baru dilaporkan rata-rata setiap hari.
Walaupun Slowakia memiliki total kematian akibat COVID-19 di bawah 6.100, berdasarkan rata-rata hitungan terbaru per 7 hari, negara itu menempati urutan pertama dalam jumlah kematian per juta populasi, menurut situs ourworldindata.org.
Bratislava sedang mencari 10 dokter dan 25 perawat selama setidaknya satu bulan, kata kementerian kesehatan Slowakia.
Hal itu menempatkan Slowakia bersama Portugal, yang meminta bantuan staf medis Jerman pada Januari.
"Varian baru (virus corona) menyebabkan peningkatan jumlah pasien dan permintaan yang lebih besar untuk personel medis. Permintaan tersebut terutama ditujukan untuk unit perawatan intensif dan bagian anestesiologi dan pengobatan intensif," kata kementerian kesehatan dalam pernyataan melalui surat elektronik.
Virus corona varian Inggris, yang lebih menular daripada versi sebelumnya yang jumlahnya lebih banyak, telah mengambil alih sebagai penyebab utama kasus-kasus baru COVID-19 di Slowakia, kata Perdana Menteri Igor Matovic pada 5 Februari.
Hingga Rabu pagi (17/2), sebanyak 3.632 pasien dirawat di rumah sakit, termasuk 608 orang dalam kondisi kesehatan yang serius dan harus ditempatkan di unit perawatan intensif (ICU) atau unit perawatan ketergantungan tinggi.
Baca Juga: Tenaga Kesehatan Divaksinasi Covid-19 se-Indonesia Capai 1.149.939
Untuk mencari opsi lain dalam melawan pandemi COVID-19, Slowakia mungkin akan membeli vaksin Sputnik V buatan Rusia, meskipun vaksin itu belum terdaftar di Badan Obat Eropa (European Medicines Agency/EMA). [ANTARA]
Berita Terkait
-
Melalui MPPDN, Mendagri Tegaskan Dukungan Terhadap Perizinan Tenaga Medis dan Kesehatan
-
Tujuh Dokter Penugasan Khusus di Kabupaten Biak Numfor
-
Menkes Geram! Dokter Spesialis di Sumsel Dipaksa Lepas Masker dan Dianiaya Keluarga Pasien
-
MDP Jelaskan Perannya sebagai Penegak Disiplin Tenaga Medis-Kesehatan
-
Ketika Tenaga Medis Indonesia Dibantu AI
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
Terkini
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia