Suara.com - Society of Breast Imaging (SBI), organisasi pencitraan payudara di Amerika Serikat, memperingatkan efek samping 'aneh' pada wanita setelah vaksinasi Covid-19. Karenanya, mereka menyarankan jangan menjalani mammogram dalam empat minggu setelah vaksin.
Berdasarkan surat edaran mereka, wanita dapat mengalami pembengkakan dan benjolan kelenjar getah bening di ketiak (adenopati ketiak) yang dapat disalahartikan sebagai tanda kanker payudara.
Dalam kasus kanker payudara, adenopati ketiak bisa menjadi tanda bahwa kanker telah menyebar, menurut Health.
Surat edaran ini dibuat setelah mereka mendapat laporan ada 11,6% pasien wanita yang mendapat vaksin Moderna mengalami pembengkakan maupun nyeri setelah menerima dua dosis vaksin.
Gejala ini lebih jarang terjadi pada wanita yang menerima vaksin Pfizer/BioNTech.
SBI menduga tingkat kejadian sebenarnya dari adenopati ketiak lebih tinggi. Artinya, kemungkinan ada banyak wanita yang mengalami efek samping ini tetapi tidak melaporkannya atau memerhatikannya.
"Jika memungkinkan, dan jika tidak terlalu menunda perawatan, pertimbangkan untuk menjadwalkan pemeriksaan skrining (mammogram) sebelum dosis pertama vaksin Covid-19 atau empat hingga enam minggu setelah vaksin dosis kedua," tulis SBI.
Mereka juga menyarankan agar dokter tahu status vaksinasi pasien sebelum mammogram.
Mammogram atau mammografi merupakan tes pemindaian atau skrining yang digunakan untuk memeriksa dan mendeteksi berbagai kelainan pada payudara, seperti kanker, tumor, hingga penumpukan kalsium di jaringan payudara.
Baca Juga: Sebanyak 1,4 Juta Dosis Vaksin Covid-19 Tiba di Jawa Tengah Hari ini
Adenopati ketiak setelah vaksin Covid-19 terjadi akibat dari reaksi sistem kekebalan tubuh terhadap vaksin.
"Kelenjar getah bening adalah bagian dari sistem kekebalan dan meski Anda disuntik di lengan luar, beberapa hari kemudian bahan vaksin akan masuk ke kelenjar getah bening lokal," jelas William Schaffner, MD, spesialis penyakit menular dan profesor di Fakultas Kedokteran Universitas Vanderbilt.
Pembengkakan ini hanya terjadi selama seminggu atau lebih dan rasa sakitnya dapat ditangani. Schaffner merekomendasikan untuk mengompres dingin area tersebut untuk meredakannya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Feri Amsari Singgung Pendidikan Gibran di Australia: Ijazah atau Cuma Sertifikat Bimbel?
- 7 Mobil Kecil Matic Murah untuk Keluarga Baru, Irit dan Perawatan Mudah
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis
-
Indonesia Kaya Tanaman Herbal, Kenapa Produksi Obat Alami Dalam Negeri Lambat?
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter
-
Saat Kesehatan Mata Jadi Tantangan Baru, Ini Pentingnya Vision Care Terjangkau dan Berkelanjutan
-
Bikin Anak Jadi Percaya Diri: Pentingnya Ruang Eksplorasi di Era Digital