Suara.com - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI melakukan pemantauan distribusi vaksin Covid-19 hingga sampai ke salah satu Puskesmas di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.
“Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang memiliki peran sangat vital sebagai titik penyuntikan vaksin kepada masyarakat. Hingga di titik akhir ini, saat vaksin sampai ke masyarakat, mutu vaksin harus tetap terjaga dengan baik,” ungkap Kepala BPOM Penny K. Lukito di Sidoarjo, Jawa Timur berdasarkan siaran pers, Selasa (23/2/2021).
Langkah ini dilakukan untuk memastikan vaksin sampai dekat dan tepat ke masyarakat sesuai dengan standar Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) saat mengirimkan vaksin.
Standar CDOB vaksin Covid-19 Sinovac harus menggunakan rantai dingin, agar kualitas vaksin tetap terjaga sampai ke tangan masyarakat, sehingga manfaat vaksin memberikan perlindungan Covid-19 tidak berkurang.
Seperti diketahui vaksin Covid-19 Sinovac memiliki sifat thermolabile, yang harus disimpan dalam suhu 20 hingga 80 derajat celcius.
Setidaknya ada lima poin utama penting untuk menjaga kualitas dan mutu vaksin saat distribusi yaitu (1) Personel dan pelatihan terhadap personel pengelola vaksin, (2) Bangunan dan fasilitas sesuai dengan persyaratan rantai dingin (cold chain), (3) Operasional penerimaan, penyimpanan dan pengiriman vaksin sesuai SOP, (4) Program pemeliharaan sarana dan prasarana, serta (5) Kalibrasi, kualifikasi dan validasi untuk memastikan suhu pengiriman memenuhi persyaratan.
Kepala Badan POM berharap setiap Instalasi Farmasi Pemerintah (IFP) Provinsi, IFP Kabupaten/ Kota, hingga Puskesmas selalu menjaga mutu vaksin dengan senantiasa memitigasi potensi risiko adanya penurunan mutu selama proses penyimpanan dan distribusinya.
Adapun setiap provinsi di seluruh Indonesia, menerima kurang lebih 3 juta dosis pada tahap pertama. Distribusi dilakukan oleh PT. Bio Farma ke IFP Provinsi hingga sampai ke IFP Kabupaten/Kota hingga sampailah di puskesmas, rumah sakit, maupun fasilitas kesehatan lainnya.
Baca Juga: Vaksin Nusantara Tuai Pro dan Kontra, DPR: Silakan Tunggu Hasil BPOM
Berita Terkait
Terpopuler
- Panglima TNI Kunjungi PPAD, Pererat Silaturahmi dan Apresiasi Peran Purnawirawan
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- Profil Komjen Suyudi Ario Seto, Calon Pengganti Kapolri Listyo Sigit Prabowo?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
Pilihan
-
Desy Yanthi Utami: Anggota DPRD Bolos 6 Bulan, Gaji dan Tunjangan Puluhan Juta
-
Kabar Gembira! Pemerintah Bebaskan Pajak Gaji di Bawah Rp10 Juta
-
Pengumuman Seleksi PMO Koperasi Merah Putih Diundur, Cek Jadwal Wawancara Terbaru
-
4 Rekomendasi HP Tecno Rp 2 Jutaan, Baterai Awet Pilihan Terbaik September 2025
-
Turun Tipis, Harga Emas Antam Hari Ini Dipatok Rp 2.093.000 per Gram
Terkini
-
3.289 Kasus Baru Setiap Tahun: Mengenal Multiple Myeloma Lebih Dekat Sebelum Terlambat
-
Konsistensi Lawan Katarak Kongenital, Optik Ini Raih Penghargaan Nasional
-
Apa Itu HB Dosting Hexyl? Doktif Klaim Hexylresorcinol Pengganti Hydroquinone
-
Perempuan Wajib Tahu! 10.000 Langkah Sederhana Selamatkan Tulang dari Pengeroposan
-
Kemenkes Catat 57 Persen Orang Indonesia Sakit Gigi, Tapi Cuek! Ini Dampak Ngerinya Bagi Kesehatan
-
5 Rekomendasi Obat Cacing yang Aman untuk Anak dan Orang Dewasa, Bisa Dibeli di Apotek
-
Sering Diabaikan, Masalah Pembuluh Darah Otak Ternyata Bisa Dideteksi Dini dengan Teknologi DSA
-
Efikasi 100 Persen, Vaksin Kanker Rusia Apakah Aman?
-
Tahapan Skrining BPJS Kesehatan Via Aplikasi dan Online
-
Rusia Luncurkan Vaksin EnteroMix: Mungkinkah Jadi Era Baru Pengobatan Kanker?