Suara.com - Para ilmuwan telah memperingatkan bahwa vaksin Covid-19 Pfizer yang diproduksi oleh perusahaan asal Amerika Serikat, mungkin kurang efektif pada orang yang mengalami obesitas. Peneliti di Italia mengatakan orang gemuk mungkin membutuhkan dosis yang lebih besar, atau suntikan tambahan.
Menurut para ilmuwan, dibandingkan dengan orang sehat, petugas layanan kesehatan yang obesitas menghasilkan hanya setengah antibodi untuk menghalau Covid-19 setelah menerima dua dosis vaksin Pfizer.
Antibodi adalah protein pelawan virus yang dapat menghentikan infeksi virus corona.
Kondisi itu memperburuk bagi orang yang sangat kelebihan berat badan karena mereka sudah dianggap lebih berisiko sakit kritis atau sekarat jika mereka positif Covid-19.
Para ilmuwan mengatakan ini bisa jadi karena orang gemuk lebih cenderung memiliki kondisi kesehatan seperti diabetes dan tekanan darah tinggi yang membuat mereka lebih rentan.
Obesitas didefinisikan dengan indeks massa tubuh atau IMT di atas 30. Para ahli mengatakan bahwa hal itu menghambat efektivitas suntikan vaksin karena penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa vaksin flu bisa setengah efektif pada orang yang obesitas.
Tetapi studi oleh para ilmuwan Italia diyakini sebagai yang pertama kali dilakukan untuk vaksin virus corona. Penelitian itu telah diterbitkan sebagai pra-cetak pada medRxiv, serta metodologi dan temuannya belum ditinjau oleh sesama ilmuwan.
Menurut para ahli, obesitas dapat menyebabkan sistem kekebalan terus meradang yang merusak fungsinya. Pada orang sehat, kondisi itu hanya memicu peradangan saat tubuh melawan infeksi.
Penelitian dilakukan kepada 248 peserta yang diberi dua dosis vaksin Pfizer di Istituti Fisioterapici Ospitalieri, Roma. Sebelumnya, para ilmuwan menganalisis darah mereka untuk mengetahui kadar antibodi tujuh hari setelah mendapat dosis kedua.
Baca Juga: Mesin Pendingin Rusak, 1.000 Dosis Vaksin Covid-19 di Jepang Terbuang
Rata-rata mereka yang memiliki berat badan normal memiliki konsentrasi tinggi (325,8), sedangkan mereka yang obesitas memiliki setengah dari level ini (167,1).
Tetapi penelitian tersebut hanya melibatkan 26 orang gemuk, dinilai terlalu kecil untuk membuat kesimpulan yang kuat.
Diperlukan lebih banyak tes karena tidak ada perbedaan hasil yang signifikan antara peserta yang mengalami obesitas dan berat badan normal. Studi tersebut juga tidak menemukan perbedaan yang signifikan antara kelompok yang berbeda.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Perusahaan BUMN dan Badan Negara Lakukan Pemborosan Anggaran Berjamaah, Totalnya Rp43 T
-
RKUHAP Resmi Jadi UU: Ini Daftar Pasal Kontroversial yang Diprotes Publik
-
Permintaan Pertamax Turbo Meningkat, Pertamina Lakukan Impor
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
Terkini
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja
-
Mengubah Cara Pandang Masyarakat Terhadap Spa Leisure: Inisiatif Baru dari Deep Spa Group
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?