Suara.com - Sebuah studi yang diterbitkan Nature Scientific Reports menunjukkan, antioksidan teh hijau dapat membantu anak-anak, terutama pada pengidap sindroma down atau down syndrome.
Dilansir Healthshots, teh yang dikenal lewat sifat antioksidannya, dapat membantu perkembangan wajah anak-anak pengidap down syndrome.
Para peneliti mengamati, asupan ekstrak teh hijau dapat mengurangi dysmorphology wajah pada anak dengan down syndrome, bila dikonsumsi selama tiga tahun.
Selain itu, penelitian eksperimental pada tikus mengkonfirmasi efek positif dengan dosis rendah. Namun, mereka juga menemukan bahwa ekstrak dosis tinggi dapat mengganggu perkembangan wajah dan tulang.
Hal ini diperlukan lebih banyak penelitian untuk memahami efek ekstrak teh hijau, yang harus selalu dilakukan di bawah pengawasan medis.
Sindroma Down disebabkan adanya kromosom 21, yang menyebabkan cacat secara fisik dan juga intelektual. Salah satu gen tersebut yaitu DYRK1A yang berkontribusi mengubah perkembangan otak dan tulang pada orang dengan sindrom Down. Senyawa teh hijau EGCG (epigallocatechin-3-gallate) diketahui dapat menghambat aktivitas gen tersebut.
Sebuah studi baru, para peneliti menganalisis efek suplemen teh hijau pada perkembangan wajah sindroma Down. Lewat percobaan penelitian, suplemen senyawa teh hijau diuji pada tikus dengan dosis yang berbeda.
Selain itu, mereka melakukan studi observasi pada anak-anak dengan atau tanpa sindrom Down. Penelitian ini dipimpin oleh Center for Genomic Regulation (CRG), European Molecular Biology Laboratory (EMBL) dan University of Barcelona di Spanyol, dan KU Leuven di Belgia.
Penelitian lewat tikus yang dilakukan di KU Leuven, para peneliti memulai pengobatan sebelum tikus lahir dan juga anak tikus, dengan menambahkan ekstrak teh hijau dosis rendah dan tinggi ke dalam minuman.
Baca Juga: Fakta Lengkap Down Syndrome: Jenis, Gejala, dan Penanganan
"Pengobatan dengan dosis rendah memiliki efek positif pada tikus yang memiliki model sindrom Down," ungkap Profesor Greetje Vande Velde (KU Leuven), yang dilansir lewat Healthshots.
Teh hijau sangat membantu anak-anak yang menderita down syndrome. Menurutnya, perawatan dosis tinggi ini memiliki hasil yang cukup beragam.
"Bahkan mengganggu perkembangan wajah normal dalam beberapa kasus, yang menyebabkan dysmorphology. Hal ini terjadi pada tikus, baik dalam model sindrom down maupun pada kelompok yang masih dikontrol," kata Velde lebih lanjut.
Studi observasi mengenai ekstrak teh hijau juga dilakukan di Spanyol dan melibatkan peserta dari Amerika Utara. 287 anak-anak antara usia 0 dan 18 tahun ikut serta termasuk anak-anak dengan sindrom Down yang menerima atau tidak menerima suplemen.
"Kami menggunakan 21 landmark wajah, dan jarak untuk membandingkan wajah para peserta. Pada kelompok usia termuda antara 0 dan 3 tahun, kami mengamati bahwa 57 persen jarak linier berbeda secara signifikan, ketika membandingkan wajah anak-anak dengan sindrom down yang tidak pernah menerima perawatan dengan wajah yang tidak menderita sindrom," ungkap Neus Martinez-Abadias, profesor di Universitas Barcelona.
Tidak hanya itu, pengobatan tersebut tidak terjadi pada usia remaja. "Kami tidak mengidentifikasi efek serupa pada kelompok remaja. Bahkan saat diobati dengan ekstrak teh hijau, anak dengan sindrom down tetap menunjukkan perbedaan lebih dari 50 persen," lanjut NEUS Marinez-Abadias.
Berita Terkait
-
Kisah Adik Prabowo Mendampingi Cucu Down Syndrome: Tuhan Mengajak Saya Berjuang Bersama Disabilitas
-
Sama-sama Hijau, Ini 5 Perbedaan Mendasar Teh Hijau dan Matcha
-
Dari Latte Sampai Brownies: 7 Kreasi Matcha yang Bikin Dunia Jatuh Cinta
-
Viral Siswi SMP Rela Sekolah Sambil Jualan dan Gendong Adiknya yang Down Syndrome
-
Bye-Bye Kopi? Matcha Jadi Primadona Baru di Kalangan Anak Muda, Ini Alasannya!
Terpopuler
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 6 Shio Ini Diramal Paling Beruntung dan Makmur Pada 11 Desember 2025, Cek Kamu Salah Satunya?
- Kode Redeem FC Mobile 10 Desember 2025: Siap Klaim Nedved dan Gems Melimpah untuk Player F2P
Pilihan
-
CERPEN: Liak
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
Terkini
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat
-
Di Balik Prestasi Atlet, Ada Peran Layanan Kesehatan yang Makin Krusial
-
Terobosan Baru Pengobatan Diabetes di Indonesia: Insulin 'Ajaib' yang Minim Risiko Gula Darah Rendah