Suara.com - Ada banyak program penurunan berat badan yang mengklaim tekniknya akan berhasil. Salah satu program terbaru yang populer adalah diet Noom.
Program Noom mengklaim bahwa psikologi perilaku adalah kunci untuk membantu orang menurunkan berat badannya dalam jangka panjang. Bahkan, pada orang yang belum pernah sukses sekali pun.
Psikologi perilaku bertujuan untuk memahami mengapa orang berperilaku seperti yang mereka lakukan dan menganalisis pola dalam tindakan dan perilakunya.
Berdasarkan The Conversation, berikut metode yang digunakan dalam diet Noom:
1. Penetapan tujuan
Banyak program penurunan berat badan dimulai dengan meminta orang untuk menetapkan tujuan. Penelitian memang telah membuktikan bahwa menciptakan niat sebenarnya memotivasi dalam mengubah perilaku.
Satu tinjauan menyimpulkan penetapan tujuan akan efektif ketika tujuannya menantang, ditetapkan untuk umum, dan merupakan tujuan kelompok.
Misalnya, penelitian lain menemukan orang yang memiliki tujuan besar, seperti menurunkan 20 kilogram dalam tiga bulan, akan kehilangan lebih banyak berat badan daripada yang memiliki tujuan lebih kecil.
2. Pemantauan diri
Baca Juga: Ahli GIzi Ungkap Sederet Efek Samping dari Diet Tya Ariestya
Mengukur berat badan dan apa yang dimakan, dikenal sebagai "pemantauan diri", adalah salah satu strategi paling efektif dari bidang psikologi perilaku untuk menurunkan berat badan.
Pemantauan diri dapat membuat orang lebih sadar tentang apa yang mereka makan dan minum, dan apa efeknya terhadap berat badannya. Pada akhirnya, ini dapat membantu mereka menghindari makan berlebihan.
3. Dukungan sosial
Strategi ketiga adalah mendapatkan umpan balik dan dukungan dari teman, keluarga, atau program yang diawasi. Alasan dukungan sosial membantu adalah karena ini menciptakan rasa akuntabilitas.
Penelitian menunjukkan orang-orang yang melakukan program penurunan berat badan dengan teman atau anggota keluarga lebih cenderung mematuhinya dan menurunkan berat badan lebih banyak.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
-
Muncul Tudingan Ada 'Agen' Dibalik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir, Siapa Dia?
-
BBM RI Dituding Mahal Dibandingkan Malaysia, Menkeu Purbaya Bongkar Harga Jual Pertamina
Terkini
-
Siloam Hospital Peringati Hari Jantung Sedunia, Soroti Risiko AF dan Stroke di Indonesia
-
Skrining Kanker Payudara Kini Lebih Nyaman: Pemeriksaan 5 Detik untuk Hidup Lebih Lama
-
CEK FAKTA: Ilmuwan China Ciptakan Lem, Bisa Sambung Tulang dalam 3 Menit
-
Risiko Serangan Jantung Tak Pandang Usia, Pentingnya Layanan Terpadu untuk Selamatkan Nyawa
-
Bijak Garam: Cara Sederhana Cegah Hipertensi dan Penyakit Degeneratif
-
HD Theranova: Terobosan Cuci Darah yang Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal
-
Stres Hilang, Jantung Sehat, Komunitas Solid: Ini Kekuatan Fun Run yang Wajib Kamu Coba!
-
Jantung Sehat di Usia Muda: 5 Kebiasaan yang Wajib Kamu Tahu!
-
Infeksi Silang di Rumah Sakit? Linen Medis Antivirus Ini Jadi Solusi!
-
Golden Period Jadi Kunci, RS Ini Siapkan Layanan Cepat Tangani Stroke