Suara.com - Ketua Umum PERGIZI PANGAN Indonesia, Prof. Dr. Hardinsyah, MS membedah buku yang ditulis Tya Ariestya. Seperti diketahui buku itu berisi metode diet yang ia terapkan selama 5,5 bulan dan berhasil turun 25 kilogram.
Ia mengatakan bahwa ada beberapa efek samping yang kemungkinan besar akan dialami seseorang yang melakoni diet Tya tanpa didampingi pakar atau ahli gizi, dan bisa berbahaya.
"Dalam proses ini banyak cairan, keton dan elektrolit terbuang berupa urin (air kencing). Suplemen gizi mikro diperlukan untuk mengatasi kekurangan gizi mikro, dan suplemen asam lemak esensial diperlukan untuk menjaga fungsi empedu." ujar Prof Hardinsyah dalam keterangannya, Rabu (10/3/2021).
Keton (hasil akhir pengolahan lemak) yang terbuang dalam urin adalah penanda diet yang ekstrim, anorexia (kekurangan gizi kronik), hingga pola makan tinggi karbohidrat dan tinggi lemak.
Sedangkan elektrolit yang terbuang terus menerus tanpa digantikan, berisiko sebabkan tubuh mengalami gangguan elektrolit. Dalam kasus berat bisa menyebabkan aritmia (kelainan irama jantung), kejang, koma, hingga gagal jantung.
Namun kata Prof. Hadinsyah efek samping ini bisa dikurangi, selama tidak terjadi komplikasi, ditambah tubuh tetap bisa mendapat asupan cairan cukup, berolahraga, dan cukup tidur. Tapi dengan catatan tetap harus di bawah pengawasan pakar atau ahli gizi.
"Ditambah kedisiplinan klien, maka permasalahan (efek samping) ini diupayakan diminimalkan. Berat badan yang turun bisa sekitar 65 hingga 75 persen adalah dari cadangan lemak dan selebihnya adalah air dan massa tubuh tanpa lemak yang terlarut," paparnya
Sementara itu, hasil bedah buku Tya yang berjudul The Journey of #FitTyaAriesTya bersama dengan para dokter di PERGIZI PANGAN, Prof. Hardinsyah mendapati 12 menu diet di dalam buku tersebut. Pada awal diet, di 2 minggu pertama asupan kalori harian hanya sebesar 953 kkal.
Selanjutnya sebulan kemudian asupan kalori turun menjadi dari 400 hingga 500 kalori sehari. Berikutnya turun lagi menjadi sekitar 250 hingga 300 kalori di bulan selanjutnya.
Baca Juga: Tak Hanya Baik Bagi Tubuh, Diet Sehat Juga Bagus untuk Kesehatan Mental
"Kesimpulan saya dietnya dimulai dengan diet Rendah Energi (Diet RE) kemudian dilanjutkan dengan diet Sangat Rendah Energi (Diet SRE)," ujar Prof. Hardinsyah
Guru Besar Ilmu Gizi IPB itu pun mendapati diet yang dilakukan Tya rendah asupan gula atau insulin. Sehingga energi tubuh hanya diambil dari cadangan gula yang ada di tubuh bukan dari makanan.
Selanjutnya, karena tidak lagi mendapat asupan gula tubuh akan memecah cadangan lemak sebagai sumber nutrisi pengganti.
"Menerapkan diet ini tidak mudah, karena memerlukan disiplin, ketekunan dan sanggup menerima efek samping serta didampingi professional medis, gizi dan olahraga, bahkan kadang perlu psikolog," tutup Prof. Hardinsyah.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- Sulit Dibantah, Beredar Foto Diduga Ridwan Kamil dan Aura Kasih Liburan ke Eropa
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
-
Genjot Konsumsi Akhir Tahun, Pemerintah Incar Perputaran Uang Rp110 Triliun
-
Penuhi Syarat Jadi Raja, PB XIV Hangabehi Genap Salat Jumat 7 Kali di Masjid Agung
Terkini
-
Gigi Goyang Saat Dewasa? Waspada! Ini Bukan Sekadar Tanda Biasa, Tapi Peringatan Serius dari Tubuh
-
Bali Menguat sebagai Pusat Wellness Asia, Standar Global Kesehatan Kian Jadi Kebutuhan
-
Susu Creamy Ala Hokkaido Tanpa Drama Perut: Solusi Nikmat buat yang Intoleransi Laktosa
-
Tak Melambat di Usia Lanjut, Rahasia The Siu Siu yang Tetap Aktif dan Bergerak
-
Rahasia Sendi Kuat di Usia Muda: Ini Nutrisi Wajib yang Perlu Dikonsumsi Sekarang
-
Ketika Anak Muda Jadi Garda Depan Pencegahan Penyakit Tak Menular
-
GTM pada Anak Tak Boleh Dianggap Sepele, Ini Langkah Orang Tua untuk Membantu Nafsu Makan
-
Waspada! Pria Alami Sperma Kosong hingga Sulit Punya Buat Hati, Dokter Ungkap Sebabnya
-
Standar Global Layanan Kesehatan Kian Ditentukan oleh Infrastruktur Rumah Sakit
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek