Suara.com - Peneliti mengatakan satu dosis vaksin Covid-19 bagi penyintas infeksi virus corona kemungkinan cukup untuk memberi kekebalan dalam melawan SARS-CoV-2. Kebutuhan satu suntikan ini juga dapat membantu meregangkan persediaan vaksin yang sangat terbatas.
Selain itu, berdasarkan studi dari Mount Sinai Hospital New York, kebijakan kesehatan ini dapat menghindarkan penyintas Covid-19 dari efek samping pada dosis kedua vaksin.
Menurut peneliti, dilansir Medical Xpress, efek samping vaksin dosis kedua akan jauh lebih besar pada orang yang sudah memiliki kekebalan terhadap SARS-CoV-2.
"Studi kami menunjukkan respon antibodi terhadap dosis vaksin pertama pada penyintas Covid-19 sama dengan, atau bahkan, melebihi respon pada orang yang tidak terinfeksi setelah dosis kedua," kata penulis studi Viviana Simon, profesor di Departemen Mikrobiologi dan Kedokteran (Penyakit Menular) di Fakultas Kedokteran Icahn, Mount Sinai.
Karenanya, mereka percaya bahwa satu dosis vaksin sudah cukup bagi orang yang sudah pernah terinfeksi virus corona untuk mencapai kekebalan.
Hasil ini berdasarkan penelitian terhadap 109 orang yang memiliki dan tidak memiliki kekebalan SARS-CoV-2.
Peneliti melihat kelompok pertama mengembangkan antibodi dalam beberapa hari setelah mendapat dosis pertama dengan kecepatan 10 hingga 20 kali lebih tinggi dibanding kelompok yang belum pernah terinfeksi.
"Temuan ini menunjukkan satu dosis vaksin menimbulkan respon kekebalan yang sangat cepat pada individu yang pernah dites positif Covid-19. Faktanya, dosis pertama itu secara imunologis menyerupai dosis booster (kedua) pada orang yang belum terinfeksi," tambah rekan penulis Florian Krammer, profesor Vaksinasi di Departemen Mikrobiologi.
Jika riwayat infeksi seseorang tidak diketahui, Simon menyarankan untuk menggunakan tes serologis untuk mendeteksi antibodi yang mungkin ada pada protein lonjakan.
Baca Juga: Polisi Tangkap Pelaku Tambang Ilegal Dekat Pemakaman Covid-19 di Samarinda
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
Terkini
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda