Suara.com - Dalam kondisi normal, denyut jantung manusia umumnya berkisar 60 sampai 100 detak per menit. Keteraturan tersebut terjadi karena sistem listrik yang unik dalam jantung yang membuat otot-otot jantung berkontraksi membentuk denyutan.
Saat sistem listrik rusak, hal tersebut akan membuat jantung berdetak lebih cepat, lebih lambat, atau bahkan tidak beraturan. Dalam dunia medis sendiri denyut jantung terlalu lambat disebut sebagai brakikardia.
Menurut Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Dicky Armein Hanafy, kondisi tersebut tidak boleh dibiarkan karena akan membuat fungsi jantung sebagai pemompa darah ke seluruh tubuh terganggu.
Brakikardia sendiri dapat membuat tubuh tidak memperoleh darah yang cukup sehingga dapat mengakibatkan seseorang kelelahan, mudah pingsan, berkunang-kunang, napas pendek, serta mengalami kerusakan organ vital yang pada akhirnya dapat menuju pada kematian.
Pada kasus ekstrem, kelainan tersebut juga bisa menimbulkan stroke, yakni ketika suplai darah ke otak kurang dalam jangka tertentu sehingga menyebabkan matinya sel-sel otak," kata dokter yang berpraktik di Heartology Cardiovascular Center, Brawijaya Hospital Saharjo, Tebet, Jakarta Selatan.
Untuk mengatasi masalah brakikardia, umumnya adalah melalui obat-obatan. Jika obat-obatan tidak mampu mengatasi masalah, pemasangan alat pacu jantung permanen (pacemaker) menjadi jalan keluar yang berfungsi memacu jantung untuk berdenyut secara normal.
Menariknya, saat ini sudah tersedia sebuah alat pacu jantung tanpa kabel (leadless pacemaker) berukuran sangat kecil, atau seukuran suplemen vitamin.
"Proses pemasangan leadless pacemaker tidak memerlukan operasi, cukup dimasukkan dengan menggunakan kateter melalui sayatan kecil di pangkal paha dan dengan panduan X-ray, kateter akan diarahkan ke jantung. Pasien akan diberikan bius lokal sekitar area tersebut," tambahnya melalui siaran pers yang diterima Suara.com, Kamis (25/3/2021).
Setelah kateter berada dalam bilik kanan jantung, pacemaker akan ditempatkan dan di tes untuk memastikan apakah alat telah terpasang dan bekerja dengan baik.
Baca Juga: Bayi Lahir dari Ibu Depresi Alami Peningkatan Denyut Jantung, Apa Efeknya?
"Setelah itu, kateter dikeluarkan, luka sayatan ditutup dengan cara ditekan"
Kata dr Dicky, prosedur tersebut hanya memakan waktu sekitar 30 menit, tergantung kondisi dan anatomi pasien.
Pemasangan leadless pacemaker ini juga tidak memerlukan kabel atau generator, sehingga tidak memerlukan operasi termasuk sayatan bekas operasi.
"Risiko komplikasi rendah, prosedur lebih singkat, cukup menginap 1 hari di rumah sakit, pasien dapat segera beraktivitas dan tidak ada keterbatasan gerakan di sekitar dada. Leadless pacemaker dapat bertahan hingga 12 tahun," tutupnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Nasib Maxride di Yogyakarta di Ujung Tanduk: Izin Tak Jelas, Terancam Dilarang
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
-
Dukungan Dua Periode Prabowo-Gibran Jadi Sorotan, Ini Respon Jokowi
-
Menkeu Purbaya Putuskan Cukai Rokok 2026 Tidak Naik: Tadinya Saya Mau Turunin!
Terkini
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja
-
Viral Guyonan Lelaki Manja saat Sakit, Dokter Saraf Bongkar Fakta Toleransi Nyeri
-
Bukan Cuma Pekerja, Ternyata Orang Tua juga Bisa Burnout karena Masalah Membesarkan Anak
-
Benarkah Diet Keto Berisiko untuk Kesehatan? Ini Jawaban Ahli
-
Tren Mengkhawatirkan! Mengapa Kasus Kanker pada Anak Muda Meningkat?
-
Gaya Hidup Higienis: Kebiasaan Kecil yang Berdampak Besar bagi Tubuh
-
Mengenal Penyakit Lyme yang Diderita Bella Hadid: Bagaimana Perawatannya?
-
Terapi Imunologi Sel: Inovasi Perawatan Kesehatan untuk Berbagai Penyakit Kronis