Suara.com - Meski program vaksinasi Covid-19 telah dimulai di sejumlah negara, tapi penolakan di masyarakat sendiri masih cukup kuat.
Tapi tahukah bahwa menolak atau menunda vaksin Covid-19 dapat meningkatkan kematian akibat penyakit yang sembilan kali lebih tinggi daripada di populasi lain. Ya, demikian menurut studi.
Dilansir dari Healthshots, temuan tersebut menyoroti skala risiko yang dihadapi pemerintah dan pejabat kesehatan masyarakat jika mereka tidak memastikan kepercayaan pada imunisasi.
“Mendapatkan vaksinasi adalah pilihan individu; Namun, pilihan ini memiliki konsekuensi sosial, ”kata Daniela Olivera Mesa, salah satu penulis studi, dalam sebuah pernyataan.
“Pekerjaan kami menunjukkan bahwa keragu-raguan vaksin dapat berdampak besar pada kesehatan.”
Potensi risiko sangat akut di negara-negara seperti Prancis, di mana hanya 40 persen orang dalam survei bulan Desember mengatakan mereka akan mendapatkan vaksin Covid jika ditawarkan kepada mereka.
Berdasarkan tingkat skeptisisme saat ini tentang suntikan, Prancis diprediksi mengalami 8,7 kali lebih banyak kematian pada 2021/22 daripada di bawah tingkat penyerapan yang ideal - di mana 98 persen individu berusia 15 tahun ke atas divaksinasi, kata laporan itu.
Jumlah itu 4,5 kali lebih banyak kematian di Jerman, dan 1,3 kali lebih banyak di Inggris, yang memiliki tingkat keragu-raguan terendah di antara negara-negara yang termasuk dalam analisis.
Secara keseluruhan, penulis memperkirakan bahwa bahkan tingkat keraguan yang sedikit pun dapat menyebabkan tambahan 236 kematian per juta orang selama periode dua tahun, dengan asumsi vaksin yang diberikan memiliki kemanjuran 94 persen. Dengan vaksin yang 63 persen efektif, angkanya meningkat menjadi 305 per juta.
Baca Juga: Mau Ibadah ke Tanah Suci, Calon Haji Indonesia Wajib Divaksin Covid-19
Hasilnya juga mengasumsikan negara-negara tidak akan kembali ke penguncian atau intervensi non-farmasi serupa untuk membendung penularan virus.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
 - 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
 - 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
 - 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
 - 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
 
Pilihan
- 
            
              Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
 - 
            
              Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
 - 
            
              Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
 - 
            
              Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
 - 
            
              Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
 
Terkini
- 
            
              Indonesia di Ambang Krisis Dengue: Bisakah Zero Kematian Tercapai di 2030?
 - 
            
              Sakit dan Trauma Akibat Infus Gagal? USG Jadi Solusi Aman Akses Pembuluh Darah!
 - 
            
              Dokter Ungkap Fakta Mengejutkan soal Infertilitas Pria dan Solusinya
 - 
            
              Mitos atau Fakta: Biopsi Bisa Bikin Kanker Payudara Menyebar? Ini Kata Ahli
 - 
            
              Stroke Mengintai, Kenali FAST yang Bisa Selamatkan Nyawa dalam 4,5 Jam!
 - 
            
              Dari Laboratorium ITB, Lahir Teknologi Inovatif untuk Menjaga Kelembapan dan Kesehatan Kulit Bayi
 - 
            
              Manfaatkan Musik dan Lagu, Enervon Gold Bantu Penyintas Stroke Temukan Cara Baru Berkomunikasi
 - 
            
              Gerakan Peduli Kanker Payudara, YKPI Ajak Perempuan Cintai Diri Lewat Hidup Sehat
 - 
            
              Krisis Iklim Kian Mengancam Kesehatan Dunia: Ribuan Nyawa Melayang, Triliunan Dolar Hilang
 - 
            
              Pertama di Indonesia: Terobosan Berbasis AI untuk Tingkatkan Akurasi Diagnosis Kanker Payudara