Suara.com - Remaja usia 12-17 tahun lebih rentan jadi pecandu narkoba jika pernah mencoba mariyuana atau menyalahgunakan obat resep. Penelitian yang dilakukan oleh National Institute on Drug Abuse (NIDA) membuktikan hal tersebut.
Kepala Cabang Kebijakan Sains NIDA Emily B. Einstein, Ph.D., menjelaskan bahwa perkembangan otak berlanjut hingga usia sekitar 20-an. Sementara itu, usia ketika pertama kali minum obat merupakan faktor risiko yang sangat penting untuk mengembangkan kecanduan.
"Ini menggarisbawahi pentingnya pencegahan penggunaan narkoba dan skrining untuk penggunaan atau penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja dan dewasa muda. Menawarkan perawatan dan dukungan yang tepat waktu kepada kaum muda yang membutuhkannya harus menjadi prioritas kesehatan masyarakat," papar Emily.
Dalam laporan penelitian disebutkan, dalam 12 bulan sejak penggunaan ganja pertama kali, 10,7 persen remaja mengalami gangguan penggunaan ganja. Sedangkan dalam 12 bulan sejak pertama kali penyalahgunaan obat resep, 11,2 persen remaja mengalami gangguan penggunaan opioid resep. Kemudian 13,9 persen remaja mengalami gangguan penggunaan stimulan resep. Dan 11,2 persen remaja mengalami gangguan penggunaan obat penenang resep.
"Kami tahu bahwa orang muda lebih rentan terhadap gangguan penyalahgunaan napza, tetapi pengetahuan terbatas tentang bagaimana prevalensi gangguan penyalahgunaan napza tertentu bervariasi menurut waktu sejak penggunaan atau penyalahgunaan napza pertama kali di antara remaja dan dewasa muda di Amerika Serikat," kata Dr. Nora Volkow, MD, Direktur NIDA dan penulis utama analisis.
Menurut Emily, memang tidak semua remaja menggunakan narkoba akan jadi pecandu. Tetapi sifat adiktif terhadap narkoba bisa lebih cepat datang terhadap remaja daripada orang dewasa muda.
"Studi ini memberikan bukti lebih lanjut bahwa menunda paparan zat sampai otak lebih berkembang sepenuhnya dapat menurunkan risiko untuk mengembangkan gangguan penggunaan zat," jelasnya dikutip dari Fox News.
Penelitian dilakukan ketika New York bersiap untuk bergabung dengan semakin banyak negara bagian yang telah melegalkan ganja setelah anggota parlemen negara bagian mencapai kesepakatan untuk mengizinkan penjualan obat sebagai penggunaan rekreasi.
Setidaknya 14 negara bagian lain sudah mengizinkan warganya membeli ganja untuk rekreasi dan bukan hanya untuk keperluan medis.
Baca Juga: Mirip Pecandu Narkoba, Begini Tanda Anak Adiktif Game Online
Undang-undang tersebut mendapat tentangan dari penegak hukum, sekolah dan pendukung komunitas, yang memperingatkan legalisasi akan semakin membebani sistem perawatan kesehatan yang sudah kewalahan oleh pandemi virus corona.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 5 HP Murah RAM 8 GB Memori 256 GB untuk Mahasiswa, Cuma Rp1 Jutaan
- Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
- 5 Sunscreen Terbaik Mengandung Kolagen untuk Usia 50 Tahun ke Atas
- 8 Lipstik yang Bikin Wajah Cerah untuk Ibu Rumah Tangga Produktif
Pilihan
-
Vinfast Limo Green Sudah Bisa Dipesan di GJAW 2025, Ini Harganya
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
Terkini
-
Terobosan Regeneratif Indonesia: Di Balik Sukses Prof. Deby Vinski Pimpin KTT Stem Cell Dunia 2025
-
Peran Sentral Psikolog Klinis di Tengah Meningkatnya Tantangan Kesehatan Mental di Indonesia
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
Waduh! Studi Temukan Bukti Hewan Ternak Makan Sampah Plastik, Bahayanya Apa Buat Kita?
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG