Suara.com - Hingga kini banyak penyintas infeksi virus corona mengalami gejala long Covid, seperti sesak napas, detak jantung tidak teratur, kemampuan kognitif berkurang hingga kekelahan patologis.
Tapi ternyata gejala yang hanya diderita setelah seseorang sembuh dari Covid-19 ini dapat berkurang dengan vaksin.
Salah seorang penyintas, Jessamyn Smyth, mengalami gejala long Covid tersebut selama berbulan-bulan. Setelah mendapat vaksin Pfizer, detak jantung istirahatnya mulai kembali normal dan merasa kondisinya jauh lebih baik.
"Kulit saya berbeda. Otak saya berbeda. Saya mulai merasa seperti diri saya sendiri untuk pertama kalinya dalam setahun," kata Smyth, dilansir CNN.
Penyintas lainnya, Judy Dodd, pun merasa kondisinya jauh lebih baik setelah vaksinasi. Perkiraannya, ia telah kembali 90% dari apa yang ia rasakan sebelum sakit.
"Setelah vaksin kedua, keesokan harinya saya mengalami demam tinggi, kelelahan dan sakit kepala parah selama beberapa hari. Dan kemudian saya bangun di Minggu pagi, hari keempat, dan saya merasa hebat, sikap saya berubah. Saya punya energi sekarang. Sesak napas, sakit kepala, dan, terutama rasa lelah sudah hilang," tuturnya.
National Institutes of Health AS mengatakan jika sini benar terjadi dan banyak orang mengalaminya, vaksin Covid-19 bisa menjadi game changer atau pengubah keadaan para penyintas.
Namun, para ahli belum yakin penyebabnya secara sains dan berapa lama kondisi membaik ini akan bertahan.
Sejauh ini, studi formal berskala besar tentang pemulihan vaksin masih terbatas.
Baca Juga: Sejumlah 41.998 Warga Turki Terpapar Covid-19 dalam 24 Jam Terakhir
Ada satu studi observasional baru-baru ini di Inggris yang tersedia dalam bentuk pracetak karena belum ditinjau sejawat (peer-review).
Studi tersebut membandingkan bagaimana keadaan penyintas Covid-19 yang dulunya dirawat di rumah sakit setelah mendapat vaksin dengan yang tidak divaksinasi.
Sekitar 23% dari mereka yang divaksinasi melaporkan mengalami keadaan yang membaik, sementara 15% dari peserta yang tidak divaksinasi juga mengatakan hal yang sama.
Studi itu memiliki ukuran sampel kecil yaitu 44 pasien, dan meskipun signifikan secara statistik, porsi yang meningkat tidak terlalu besar.
Karenanya, konsultan kesehatan digital di Inggris Maneesh Juneja mengatakan perlu adanya pengakuan dan penelitian tentang long Covid.
"Kami membutuhkan penelitian yang lebih komprehensif untuk benar-benar memahami apa dampak vaksin terhadap pasien long Covid," tandas Juneja.
Berita Terkait
Terpopuler
- Kumpulan Prompt Siap Pakai untuk Membuat Miniatur AI Foto Keluarga hingga Diri Sendiri
- Terjawab Teka-teki Apakah Thijs Dallinga Punya Keturunan Indonesia
- Bakal Bersinar? Mees Hilgers Akan Dilatih Eks Barcelona, Bayern dan AC Milan
- Gerhana Bulan Langka 7 September 2025: Cara Lihat dan Jadwal Blood Moon Se-Indo dari WIB-WIT
- Geger Foto Menhut Raja Juli Main Domino Bareng Eks Tersangka Pembalakan Liar, Begini Klarifikasinya
Pilihan
-
Nomor 13 di Timnas Indonesia: Bisakah Mauro Zijlstra Ulangi Kejayaan Si Piton?
-
Dari 'Sepupu Raisa' Jadi Bintang Podcast: Kenalan Sama Duo Kocak Mario Caesar dan Niky Putra
-
CORE Indonesia: Sri Mulyani Disayang Pasar, Purbaya Punya PR Berat
-
Sri Mulyani Menteri Terbaik Dunia yang 'Dibuang' Prabowo
-
Surat Wasiat dari Bandung: Saat 'Baby Blues' Bukan Cuma Rewel Biasa dan Jadi Alarm Bahaya
Terkini
-
Surfing Jadi Jalan Perempuan Temukan Keberanian dan Healing di Laut
-
Bayi Rewel Bikin Stres? Rahasia Tidur Nyenyak dengan Aromaterapi Lavender dan Chamomile!
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah
-
Revolusi Kesehatan Dimulai: Indonesia Jadi Pusat Inovasi Digital di Asia!
-
HPV Masih Jadi Ancaman, Kini Ada Vaksin Generasi Baru dengan Perlindungan Lebih Luas
-
Resistensi Antimikroba Ancam Pasien, Penggunaan Antibiotik Harus Lebih Cerdas
-
Ini Alasan Kenapa Donor Darah Tetap Relevan di Era Modern
-
Dari Kegelapan Menuju Cahaya: Bagaimana Operasi Katarak Gratis Mengubah Hidup Pasien
-
Jangan Sepelekan, Mulut Terbuka Saat Tidur pada Anak Bisa Jadi Tanda Masalah Kesehatan Serius!
-
Obat Sakit Gigi Pakai Getah Daun Jarak, Mitos atau Fakta?