Suara.com - Seorang wanita pengguna TikTok @nothanksalex menceritakan kisahnya di mana labia (bibir vagina pada vulva) sudah dipotong 26 kali karena kista.
"Jadi, banyak orang bertanya mengapa aku harus membedah labiaku satu juta kali. Jadi aku akan menjawabnya," ujarnya pada unggahan TikTok.
Gadis tersebut mengatakan bahwa ia rentan terhadap kista Bartholin. Sebenarnya kista ini dapat diatasi sendiri dengan kompres hangat, tetapi kista yang diderita gadis ini selalu kambuh.
Apa itu kista Bartholin?
Ini terjadi ketika penumpukan nanah membentuk benjolan di salah satu kelenjar Bartholin, yang berada di kedua sisi lubang vagina.
Fungsi dari kelenjar Bartholin adalah memproduksi dan mengeluarkan cairan untuk melembapkan vulva.
Berdasarkan Health, penumpukan di salah satu kelenjar dapat menyebabkan pembukaan saluran tersumbat sehingga memicu infeksi.
Tidak selalu terjadi dalam beberapa hari. Penumpukan cairan dapat terjadi selama bertahun-tahun hingga akhirnya membentuk kista. Tetapi hal ini juga dapat terjadi dalam beberapa hari.
Sebenarnya tidak begitu jelas dari mana kista Bartholin berasal, selain karena penumpukan cairan dan penyumbatan kelenjar.
Baca Juga: Usai Melahirkan, Perempuan Ini Baru Sadar Punya Dua Vagina
Tetapi peneliti percaya kelenjar Bartholin dapat terinfeksi oleh bakteri seperti E.coli dan yang menyebabkan infeksi menular seksual, seperti gonore dan klamidia.
Kemungkinan kita yang kecil tidak akan terlihat, sehingga akan sulit mendeteksinya. Tetapi jika tumbuh terlalu besar, kita dapat terasa seperti benjolan di dekat lubang vagina dan biasanya hanya satu sisi.
Jika kista tumbuh besar dan terinfeksi, tandanya bisa berupa:
- Bengkak dan kemerahan.
- Nyeri saat duduk atau berjalan.
- Demam (pada wanita yang mengalami sistem kekebalan terganggu).
- Nyeri saat berhubungan seksual.
- Keputihan atau tekanan vagina.
Dokter dapat memastikan seseorang memiliki kista Bartholin hanya dengan memeriksa panggul, yang akan mengungkapkan apakah salah satu kelenjar Bartholin lunak dan membesar.
Jika berusia di atas 40 tahun, dokter mungkin menyarankan biopsi sebab benjolan baru mungkin merupakan tanda kanker, meski jarang terjadi.
Berita Terkait
Terpopuler
- Profil 3 Pelatih yang Dirumorkan Disodorkan ke PSSI sebagai Pengganti Kluivert
- 5 Pilihan Produk Viva untuk Menghilangkan Flek Hitam, Harga Rp20 Ribuan
- 5 Rekomendasi Mobil Sunroof Bekas 100 Jutaan, Elegan dan Paling Nyaman
- Warna Lipstik Apa yang Bagus untuk Usia 40-an? Ini 5 Rekomendasi Terbaik dan Elegan
- 5 Day Cream Mengandung Vitamin C agar Wajah Cerah Bebas Flek Hitam
Pilihan
-
4 HP Memori 512 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer dan Konten Kreator
-
3 Rekomendasi HP Infinix 1 Jutaan, Speknya Setara Rp3 Jutaan
-
5 HP Layar AMOLED Paling Murah, Selalu Terang di Bawah Terik Matahari mulai Rp1 Jutaan
-
Harga Emas Naik Setelah Berturut-turut Anjlok, Cek Detail Emas di Pegadaian Hari Ini
-
Cerita Danantara: Krakatau Steel Banyak Utang dan Tak Pernah Untung
Terkini
-
Stroke Mengintai, Kenali FAST yang Bisa Selamatkan Nyawa dalam 4,5 Jam!
-
Dari Laboratorium ITB, Lahir Teknologi Inovatif untuk Menjaga Kelembapan dan Kesehatan Kulit Bayi
-
Manfaatkan Musik dan Lagu, Enervon Gold Bantu Penyintas Stroke Temukan Cara Baru Berkomunikasi
-
Gerakan Peduli Kanker Payudara, YKPI Ajak Perempuan Cintai Diri Lewat Hidup Sehat
-
Krisis Iklim Kian Mengancam Kesehatan Dunia: Ribuan Nyawa Melayang, Triliunan Dolar Hilang
-
Pertama di Indonesia: Terobosan Berbasis AI untuk Tingkatkan Akurasi Diagnosis Kanker Payudara
-
Jangan Abaikan! SADANIS: Kunci Selamatkan Diri dari Kanker Payudara yang Sering Terlewat
-
Langkah Krusial Buat Semua Perempuan, Gerakan Nasional Deteksi Dini Kanker Payudara Diluncurkan
-
Dukung Ibu Bekerja, Layanan Pengasuhan Modern Hadir dengan Sentuhan Teknologi
-
Mengenalkan Logika Sejak Dini: Saat Anak Belajar Cara Berpikir ala Komputer