Suara.com - Anak yang belum akil baligh belum diwajibkan melakukan ibadah puasa selama bulan Ramadan. Selain dipandang belum cukup umur, sistem pencernaan anak-anak juga belum sempurna. Lalu, bolehkah anak puasa?
Dokter spesialis anak Prof. Dr. dr. Aryono Hendarto, Sp.A(K)., mengatakan bahwa anak akan lebih cepat lapar dibandingkan orang dewasa. Jenis makanan yang dikonsumsi juga akan mempengaruhi waktu tubuh mencerna dan kembali lapar. Ia mengatakan bahwa mengonsumsi makanan padat tentu akan bertahan lebih lama daripada sumber makanan cair.
"Makanan padat sampai 30 menit pertama masih penuh. Kemudian mulai menurun secara curam dan akan habis 2 jam setelah makan. Sedangkan penurunan yang terjadi kalau anak mengonsumsi makanan cair seperti susu lebih drastis lagi. Karena sebelum 30 menit sudah kosong dan menit ke 60 sudah mulai landai," jelasnya dalam webinar bersama Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Senin (12/4/2021).
Secara keseluruhan, proses pengosongan lambung dan usus pada anak akan berlangsung selama berjam-jam. Dokter Aryono menjelaskan bahwa sekitar 1 jam setelah makan, makanan masih tersisa di lambung sebanyak 60 - 70 persen.
Kemudian setelah dua jam, kembali berkurang dan tersisa sekitar 30-40 persen. Jam ketiga, makin menyusut menjadi 10-20 persen. Hingga hanya tersisa sebanyak 10 persen setelah 4 jam.
"Jadi kita bayangkan kalau anak puasa, karena 2 jam saja sudah 30-40 persen (sisanya). Jadi anak lebih mudah kelaparan dibandingkan orang dewasa," katanya.
Oleh sebab itu, orangtua tidak perlu memaksakan anak untuk ikut berpuasa. Dokter Aryono menyarankan, sebagai proses belajar, anak tidak harus penuh waktu ikut berpuasa. Bisa dimulai dengan beberapa jam dalam satu hari.
"Pertama 3 jam, hari kedua naikan 4 jam atau 5 jam. Sampai pada puasa setengah hari. Kemudian makin lama setelah anak terbiasa, mampu beradaptasi, dan menguasai perasaan lapar, maka puasa penuh," sarannya.
Orangtua juga sebaiknya memberitahu agar anak mengurangi aktivitas fisik selama sedang berpuasa. Agar tubuhnya tidak cepat lelah dan kehabisan tenaga.
Baca Juga: Si Kecil Ingin Ikut Berpuasa? Begini Cara Melatihnya
"Jangan sampai mereka aktivitasnya sama seperti bukan di bulan puasa, karena tentu pasti akan mengonsumsi energi yang lebih besar," ujar dokter Aryono.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Sunscreen Terbaik untuk Flek Hitam Usia 50 Tahun, Atasi Garis Penuaan
- Sosok Profesor Kampus Singapura yang Sebut Pendidikan Gibran Cuma Setara Kelas 1 SMA
- 14 Kode Redeem FC Mobile Hari Ini 7 Oktober 2025, Gaet Rivaldo 112 Gratis
- 3 Link DANA Kaget Khusus Hari Ini, Langsung Cair Bernilai Rp135 Ribu
- 5 Fakta Heboh Kasus Video Panas Hilda Pricillya dan Pratu Risal yang Guncang Media Sosial
Pilihan
-
4 Rekomendasi HP Murah dengan MediaTek Dimensity 7300, Performa Gaming Ngebut Mulai dari 2 Jutaan
-
Tarif Transjakarta Naik Imbas Pemangkasan Dana Transfer Pemerintah Pusat?
-
Stop Lakukan Ini! 5 Kebiasaan Buruk yang Diam-diam Menguras Gaji UMR-mu
-
Pelaku Ritel Wajib Tahu Strategi AI dari Indosat untuk Dominasi Pasar
-
Istri Thom Haye Keram Perut, Jadi Korban Perlakuan Kasar Aparat Keamanan Arab Saudi di Stadion
Terkini
-
Toko Roti Online Bohong Soal 'Gluten Free'? Ahli Gizi: Bisa Ancam Nyawa!
-
9.351 Orang Dilatih untuk Selamatkan Nyawa Pasien Jantung, Pecahkan Rekor MURI
-
Edukasi PHBS: Langkah Kecil di Sekolah, Dampak Besar untuk Kesehatan Anak
-
BPA pada Galon Guna Ulang Bahaya bagi Balita, Ini yang Patut Diwaspadai Orangtua
-
Langsung Pasang KB Setelah Menikah, Bisa Bikin Susah Hamil? Ini Kata Dokter
-
Dana Desa Selamatkan Generasi? Kisah Sukses Keluarga SIGAP Atasi Stunting di Daerah
-
Mulai Usia Berapa Anak Boleh Pakai Behel? Ria Ricis Bantah Kabar Moana Pasang Kawat Gigi
-
Varises Mengganggu Penampilan dan Kesehatan? Jangan Panik! Ini Panduan Lengkap Mengatasinya
-
Rahasia Awet Muda Dibongkar! Dokter Indonesia Bakal Kuasai Teknologi Stem Cell Quantum
-
Belajar dari Kasus Ameena, Apakah Permen Bisa Membuat Anak Sering Tantrum?