Suara.com - Meski mendapatkan kelonggaran untuk boleh tidak berpuasa selama bulan Ramadhan, tak sedikit ibu menyusui yang tetap ingin melaksanakan ibadah ini banyak alasan.
Namun, ternyata masih banyak ibu menyusui yang bertanya apakah berpuasa aman bagi ibu maupun bayi yang disusui? Mengingat, saat berpuasa, tubuh lebih banyak kehilangan cairan karena perubahan pola makan dan tidur.
Menjawab hal tersebut, dokter spesialis anak Rumah Sakit Hermina Podomoro, Lucy Amelia mengungkap jika ada hal yang harus diperhatikan, khususnya soal nutrisi saat sahur dan berbuka puasa saat seorang ibu menyusui memutuskan untuk berpuasa.
"Apa yang ibu makan akan memengaruhi nutrisi yang terkandung dalam ASI. Kalau kita berbicara tentang puasa tentunya ada pembatasan nutrisi. Makan yang tadinya 3-4 kali, kemudian hanya jadi sahur dan buka puasa saja. Makanya kita harus benar-benar harus mengatur nutrisi yang ibu menyusui konsumsi supaya ASInya berkualitas," jelasnya dalam Live Instagram bersama Orami, Rabu (14/4/2021).
Nah, berikut beberapa tips yang bisa ibu menyusui ikuti ketika berpuasa dari dr. Lucy.
1. Perhatikan kebutuhan mikronutrien dalam tubuh
Penelitian mengungkap bahwa jumlah makronutrien (protein, karbohidrat dan lemak), kata dr. Lucy sebenarnya tidak terlalu berpengaruh ketika ibu menyusui berpuasa.
Namun, hal yang terdampak justru pada mikronutrien, di mana kadar vitamin dan mineral menjadi lebih rendah saat ibu menyusui berpuasa. Nah untuk menyiasatinya, ibu menyusui bisa mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin dan mineral atau suplemen tambahan jika khawatir apa yang dikonsumsi tidak dapat mencukupi kebutuhan itu.
2. Konsumsi makanan dengan indeks glikemik rendah
Baca Juga: Berhasil Puasa sampai Magrib, Rafathar Bikin Nagita Slavina Bangga
Ada beberapa trik yang harus ibu menyusui lakukan untuk mengatur agar kadar glukosa tidak terlalu rendah saat berpuasa. Jadi, kata dia, saat sahur, selain mencukupi kebutuhan karbohidrat, pilihlah makanan yang memiliki indeks glikemik yang rendah.
Indeks glikemik rendah adalah angka yang menunjukkan rendahnya kecepatan unsur karbohidrat dalam makanan untuk diubah menjadi glukosa sebagai energi.
"Semakin tinggi indeks glikemik, maka kemampuan gula darah di dalam tubuh semakin meningkat itu semakin tinggi. Ketika kadar gula darah itu tinggi, maka akan diubah oleh hormon insulin dalam tubuh dan akan disimpan. Nah ini yang akan berbahaya. karena nanti di siang hari, kadar glukosa akan turun drastis," jelas dr. Lucy.
Jadi, saat sahur, bisa konsumsi makanan seperti beras merah, oatmeal, hingga beras merah. Serta buah-buahan yang banyak mengandung air seperti pir, kiwi, tomat hingga apel. Jangan lupa pula protein hewani, seperti daging, telur, ikan, hingga ayam.
3. Tingkatkan asupan air
Saat tidak berpuasa, kebutuhan air ibu menyusui minimal minum 8 gelas sehari. Nah, saat berpuasa, dr. Lucy menyarankan agar tingkatkan menjadi 10-12 gelas sehari.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?
-
5 Kesalahan Umum Saat Memilih Lagu untuk Anak (dan Cara Benarnya)
-
Heartology Cetak Sejarah: Operasi Jantung Kompleks Tanpa Belah Dada Pertama di Indonesia