Suara.com - Melakukan aktivitas yang produktif bisa bermanfaat untuk diri sendiri ataupun orang lain.
Namun hati-hati, ada jenis produktivitas yang justru bisa mengganggu kesehatan jiwa Anda, yang disebut sebagai toxic productivity. Apa itu?
Psikolog klinis Alma Anna Deasyana, M.Psi mengtakan, toxic productivity terjadi ketika adanya obsesi untuk mengembangkan diri secara berlebihan namun diliputi perasaa bersalah.
"Kata kuncinya satu obsesi, yang kedua merasa bersalah. Kenapa sebenarnya? Bisa saja tekanan sosial untuk bekerja lebih keras," ungkapnya lewat webinar Productive vs Toxic Productivity, Selasa (20/4/2021).
Menurutnya, toxic productivity terjadi karena tiga hal, yakni hustle culture, self worth, dan faktor stres. Untuk hustle culture terjadi ketika seseorang ditekan untuk bekerja lebih keras dan cepat.
"Kayak ‘ayo dong kan masih muda, harusnya kerjanya lebih cepet’. Nah secara nggak sadar itu membentuk kita menjadi orang yang kompetitif, tapi masuknya nggak sehat," jelasnya.
Selain itu, ia melanjutkan toxic productivity pada self worth terjadi ketika seseorang merasa tidak berharga untuk orang lain.
"Ngomongin rasa nggak berharga ini satu, mungkin ada luka di masa lalu. Apa mungkin dicela, dibully, tapi ngomongin self worth ini bisa menjadi bentuk penyebab jadi toxic productivity. Seperti kalau mau berguna, kita harus kerja. Padahal belum tentu, karena lukanya belum diberesin," paparnya.
Faktor stres juga bisa menjadi penyebab toxic positivity. Namun menurutnya tidak semua stres memberikan efek negatif.
Baca Juga: Jaga Kesehatan Jiwa, Jauhi Empat Tipe Orang Toksik Ini dari Kehidupan Anda
"Stres ada yang membuat kita menjadi produktif, tapi ada juga stres yang membuat tidak produktif sama sekali. Jadi pakai yang mana untuk toxic productivity? Kemungkinan rasa stresnya merasa tidak puas," ungkapnya.
Ia mengatakan, dampak toxic productivity bisa berakibat fisik yang tidak sehat, seperti kurang istirahat dan juga emosi.
"Bukan tidak mampu, tapi fisik yang nggak sehat itu mungkin, karena kurang istirahat. Kalau emosi, biasanya merasa bersalah, rasa nggak puas, dan rasa tidak berharga, biasanya begitu," tutupnya.
Berita Terkait
-
AI Jadi Kunci Efisiensi Bisnis, Produktivitas Perusahaan Bisa Naik 40 Persen
-
Adu Produktivitas Gol: Timnas Indonesia Kalahkan Arab Saudi, Setara Irak
-
Bocoran 20 Prompt ChatGPT Ampuh untuk Produktivitas, Kerja Jadi Anti Ribet!
-
Stop Cicilan Mobil Baru, Ini 5 Mobil Bekas Rp50 Jutaan yang 'Bandel' & Irit
-
'Gangguan Jiwa' COVID-19: Riset Ungkap Tekanan Mental Akibat Kesepian saat Pandemi
Terpopuler
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
- Fakta-Fakta Korupsi Bupati HSS Kalsel, Diduga Minta Dana Proyek Puluhan Miliar
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Oktober: Klaim Ballon d'Or 112 dan Gems
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif