Suara.com - Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) akhirnya merekomendasikan agar vaksin Johnson & Johnson untuk virus corona Covid-19 melanjutkan tahap peluncurannya. Tetapi, perusahaan perlu menyertakan risiko efek samping dari pembekuan darah yang serius.
Sebelumnya, Komite Penasihat CDC sempat menunda peluncuran vaksin Covid-19 Johnson & Johnson karena beberapa kasus pembekuan darah langka di antara 7 juta orang sebagai penerima.
Mereka melakukan voting untuk mengambil keputusan vaksin Johnson & Johnson lanjut diluncurkan atau tidak dengan hasil 10 dibandingkan 4. Rekomendasi ini pun akan diajukan ke Direktur CDC, Dr Rochelle Walensky untuk mendapatkan persetujuan.
Awalnya dilansir dari Fox News, semua ahli bertemu pada hari Jumat untuk meninjau data dan keamanan seputar vaksin Johnson & Johnson setelah 15 kasus trombosis dengan sindrom trombositopenia (TTS) di tengah proses vaksin Johnson pada 21 April 2021.
TTS adalah istilah luas yang digunakan untuk menggambarkan trombosis sinus vena serebral (CVST), yang tergolong jarang terjadi tapi berpotensi mematikan tetapi juga trombosis vena dalam dan tromboemboli paru.
Semua kasus yang dilaporkan terjadi pada wanita berusia 18-59 tahun, dengan usia rata-rata 37 tahun. Dari total 15, 12 orang menderita CVST dengan trombositopenia, kasus lain yang terjadi di lokasi, seperti vena portal dan arteri pulmonalis.
Kasus potensial lain yang sedang ditinjau termasuk laki-laki. Pejabat mengecualikan satu wanita dengan riwayat kasus yang kompleks dan unik.
Ada tingkat pelaporan 7 kasus TTS per satu juta dosis vaksin Johnson & Johnson yang diberikan di antara wanita usia 18 hingga 49 tahun atau sekitar 142.000, diibandingkan dengan 0,9 kasus per juta dosis di antara wanita di atas 50.
Risiko terbesar dilaporkan di antara wanita berusia 30 hingga 39 tahun dengan tingkat pelaporan 11,8 kasus TTS per juta dosis yang diberikan.
Baca Juga: Studi Baru: Vaksin Pfizer dan Moderna Aman untuk Ibu Hamil
Peneliti menunda pemungutan suara ini minggu lalu, karena anggota merasa belum cukup informasi untuk mengeluarkan rekomendasi kebijakan.
Rabu lalu, komite tersebut menemukan seorang wanita ketujuh yang mengalami pembekuan darah langka dan parah setelah suntik vaksin Johnson & Johnson. Pembekuan darah itu tidak terjadi otak.
Sementara CVST dan contoh jumlah trombosit rendah yang termasuk masalah kesehatan langka oleh FDA. Badan tersebut juga menyarakan semua orang untuk berhati-hati suntik vaksin Johnson & Johnson karena risiko pembekuan darah.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
Terkini
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja