Suara.com - Kasus virus corona Covid-19 melonjak dari waktu ke waktu. Belakangan India sedang menjadi perhatian karena kenaikan kasus yang mencapai 400 kasus dalam sehari pada Sabtu (1/5/2021).
Meski kasus di India telah melampaui 19,9 juta, namun para ahli menyatakan bahwa kasus sebenarnya mungkin jauh lebih besar. Hal ini disebabkan karena tingkat pengujian yang rendah.
Melansir dari Medical Xpress, semakin terbatas pengujian, semakin banyak kasus yang terlewatkan. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan negara-negara harus melakukan 10 hingga 30 penguhian pada setiap kasus yang dikonfirmasi. India melakukan sekitar lima tes untuk setiap kasus yang dikonfirmasi.
"Masih banyak orang yang tidak diuji," kata Dr. Prabhat Jha dari Universitas Toronto.
Perkiraan Jha, berdasarkan pemodelan dari lonjakan sebelumnya di India, bahwa jumlah infeksi sebenarnya bisa mencapai 10 kali lebih tinggi daripada laporan resmi.
"Kematian adalah indikator yang lebih baik dari bentuk kurva pandemi, tetapi ada masalah dengan data di sini juga," imbuuhnya.
"Kesenjangan terbesar adalah apa yang terjadi di pedesaan India," kata Jha.
Di pedesaan, orang sering meninggal di rumah tanpa perhatian medis dan kematian ini tidak dilaporkan. Keluarga mengubur atau mengkremasi orang yang mereka cintai sendiri tanpa catatan resmi.
"Banyak negara berpenghasilan rendah dan menengah memiliki undercount data kematian yang serupa," kata Jha.
Baca Juga: Belasan Mahasiswa di Jogja Positif Covid-19, Diduga dari Buat Film Bareng
Bahkan dengan masalah yang diketahui dengan data, lintasan Covid-19 dan kematian di India adalah pengingat yang mengkhawatirkan tentang bagaimana virus dapat meroket sewaktu-waktu.
"Apa yang terjadi di India penting bagi seluruh dunia," kata Dr. Amita Gupta, ketua Institut Johns Hopkins India.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
Terkini
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat
-
Di Balik Prestasi Atlet, Ada Peran Layanan Kesehatan yang Makin Krusial