Suara.com - Rambut yang tumbuh ke dalam dapat menyebabkan benjolan, hiperpigmentasi, dan infeksi kulit sekunder.
Rambut yang tumbuh ke dalam terjadi ketika batang rambut mulai tumbuh ke dalam kulit di sekitar folikel rambut, bukan tumbuh keluar dan berisiko menyebabkan peradangan.
Ini adalah kondisi kulit umum yang dapat terjadi di mana saja di tubuh, tetapi paling umum di sekitar garis bikini, alis atau ketiak, kaki pada wanita, dan di sekitar area jenggot dan leher pada laki-laki.
Orang dengan rambut keriting lebih berisiko mengalaminya, biasanya setelah mencabut rambut dengan sembarangan, sebagian atau agresif, karena dicukur atau waxing.
Lalu, bagaimana cara menghilangkan rambut yang tumbuh ke dalam?
Dilansir Healthshots, rambut yang tumbuh ke dalam dapat menyebabkan infeksi kulit yang menyakitkan hingga bernanah, gatal, menyebabkan jaringan parut, perubahan warna kulit, dan terkadang menyebabkan bekas luka.
Rambut yang tumbuh ke dalam biasanya sulit dihilangkan. Dalam kasus yang jarang terjadi, rambut yang tumbuh ke dalam mungkin tersangkut di dalam kulit, dan membutuhkan waktu lebih dari enam bulan untuk hilang. Oleh karena itu, penting untuk mencegahnya terjadi sejak awal.
Namun, berikut ini adalah panduan untuk menghilangkan pertumbuhan ke dalam dengan aman untuk selamanya, jika Anda mendapatkannya.
1. Hindari metode penghilangan rambut tradisional
Berhenti menggunakan metode penghilangan rambut kuno, terutama mencukur, mencabut, atau waxing di area rawan. Harap tahan keinginan untuk mencabutnya sendiri, karena dapat menyebabkan infeksi yang parah. Jika Anda rentan mengalami rambut tumbuh ke dalam atau memiliki kulit sensitif, carilah opsi penghilangan rambut permanen untuk mencegah masalah terulang kembali.
Baca Juga: Rambut Rontok Pasca Terinfeksi Covid-19? Begini Cara Mengatasinya
2. Kunjungi dokter kulit
Sebaiknya temui dokter kulit, dan lakukan konsultasi menyeluruh untuk mencari solusi aman untuk masalah kulit ini.
Seorang dokter kulit mungkin akan merekomendasikan pilihan pengobatan yang tepat, tergantung pada tingkat keparahan masalahnya. Bisa jadi krim antibakteri untuk membantu mengurangi peradangan dan merangsang proses penyembuhan. Jika diperlukan, dokter kulit dapat melakukan prosedur di klinik standar
3. Obat topikal dan oral
Dokter juga dapat meresepkan krim topikal dan antibiotik oral untuk mempercepat proses penyembuhan dan mengobati infeksi sekunder, jika ada.
Dokter juga mungkin menyarankan krim tretinoin topikal untuk mengurangi penumpukan sel-sel mati, dan menyebabkan penipisan lapisan atas kulit mati untuk membantu rambut yang terjebak menemukan jalan keluar ke permukaan. Krim kortikosteroid topikal membantu mengurangi peradangan dan rasa gatal.
Dalam kasus yang parah, Anda mungkin memerlukan antibiotik oral bersama dengan salep untuk mengurangi pembentukan nanah dan mengobati infeksi sekunder. Penggunaan gel atau pencuci antiseptik topikal juga disarankan untuk meminimalkan pertumbuhan bakteri penyebab infeksi dan mengontrol pembentukan abses.
Dalam kasus perubahan warna kulit, dokter mungkin meresepkan krim topikal yang mengandung hydroquinone, asam kojic, dan asam azelaic untuk mengurangi noda secara nyata.
Berita Terkait
Terpopuler
- Karawang di Ujung Tanduk Sengketa Tanah: Pemerintah-BPN Turun Gunung Bahas Solusi Cepat
- 5 Fakta Heboh Kasus Video Panas Hilda Pricillya dan Pratu Risal yang Guncang Media Sosial
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 6 Oktober 2025, Banjir Ribuan Gems dan Kesempatan Klaim Ballon d'Or
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga Mulai Rp6 Jutaan, Ramah Lingkungan dan Aman Digunakan saat Hujan
Pilihan
-
BREAKING NEWS! Tanpa Calvin Verdonk, Ini Pemain Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
Waketum PSI Dapat Tugas dari Jokowi Usai Laporkan Penyelewengan Dana PIP
-
Ole Romeny Diragukan, Siapa Penyerang Timnas Indonesia vs Arab Saudi?
-
Wasapada! Trio Mematikan Arab Saudi Siap Uji Ketangguhan Timnas Indonesia
-
Panjatkan Doa Khusus Menghadap Kabah, Gus Miftah Berharap Timnas Indonesia Lolos Piala Dunia
Terkini
-
Langsung Pasang KB Setelah Menikah, Bisa Bikin Susah Hamil? Ini Kata Dokter
-
Dana Desa Selamatkan Generasi? Kisah Sukses Keluarga SIGAP Atasi Stunting di Daerah
-
Mulai Usia Berapa Anak Boleh Pakai Behel? Ria Ricis Bantah Kabar Moana Pasang Kawat Gigi
-
Varises Mengganggu Penampilan dan Kesehatan? Jangan Panik! Ini Panduan Lengkap Mengatasinya
-
Rahasia Awet Muda Dibongkar! Dokter Indonesia Bakal Kuasai Teknologi Stem Cell Quantum
-
Belajar dari Kasus Ameena, Apakah Permen Bisa Membuat Anak Sering Tantrum?
-
Bukan Sekadar Gadget: Keseimbangan Nutrisi, Gerak, dan Emosi Jadi Kunci Bekal Sehat Generasi Alpha
-
Gerakan Kaku Mariah Carey saat Konser di Sentul Jadi Sorotan, Benarkah karena Sakit Fibromyalgia?
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban