Suara.com - Susan Antela, seorang guru di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, didiagnosis oleh Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca-imunisasi (KIPI) mengalami Guilain-Barre Syndrome, yaitu kondisi penyakit saraf. Lantas, seperti apa itu Guillain-Barre Syndrome atau sindrom Guillain-Barre?
Kasus guru Susan ini disampaikan Ketua Komnas KIPI, Hindra Irawan Safari, bahwa pihaknya telah selesai menginvestigasi gejala dan kelumpuhan yang dialami Susan. Simak penjelasan apa itu Guillain-Barre berikut ini.
Apa itu Guillain-Barre Syndrome?
Sindrom Guilain-Barre merupakan kelainan autoimun langka yang dapat mempengaruhi syaraf. Simak penjelasan sindrom Guillain-Barre dilansir dari beberapa sumber penelitian dan media internasional.
- Dikutip dari Healthline, sistem kekebalan menyerang sel saraf di sistem saraf tepi, yaitu jaringan saraf yang terletak di luar otak dan sumsum tulang belakang. Kondisi ini menyebabkan kelemahan otot, mati rasa, dan kesemutan, hingga akhirnya bisa membuat kelumpuhan.
- Melansir dari Nhs.uk, sindrom Guillain-Barre mempengaruhi kaki, tangan, dan tungkai. Sindrom penyakit saraf ini dapat dialami oleh segala usia. Namun sindrom Guilain-Barre dialami lebih sering oleh orang dewasa, dan laki-laki daripada wanita.
- Guillain-Barre Syndrome, menurut Institute of Neurological Disorders and Stroke, dialami hanya 1 dari 100.000 orang Amerika.
Gejala yang sering muncul dimulai dari kaki dan tangan sebelum menyebar ke lengan dan tungkai.
Gejala-gejala yang diuraikan di bawah ini mungkin bisa terus memburuk selama beberapa hari atau minggu ke depan sebelum membaik secara perlahan. Gejala yang muncul dapat meliputi:
- Sensasi seperti tertusuk, kesemutan di jari tangan, kaki, pergelangan kaki, atau pergelangan tangan
- Kelemahan di kaki yang menyebar ke tubuh bagian atas
- Mati rasa
- Kelemahan otot
- Masalah dengan keseimbangan dan koordinasi.
- Kesulitan dengan gerakan wajah termasuk berbicara, mengunyah, atau menelan
- Penglihatan ganda atau ketidakmampuan menggerakkan mata
- Nyeri hebat disertai rasa pegal, seperti kram yang lebih buruk di malam hari
- Kesulitan kontrol kandung kemih atau fungsi usus
- Denyut jantung cepat
- Tekanan darah rendah atau tinggi
- Sulit bernapas.
Dalam kasus yang parah, gejala yang dialami penderita mulai kesulitan bergerak, berjalan, bernapas, dan/atau menelan.
Penyebab Sindrom Guillain-Barre
Baca Juga: Jokowi Bantu Pengobatan Susan, Guru SMA yang Lumpuh dan Buta Usai Divaksin
Dikutip dari Mayoclinic, penyebab pasti sindrom Guillain-Barre belum diketahui. Fakta di lapangan, dua pertiga pasien melaporkan gejala infeksi dalam enam minggu sebelumnya.
Gejala infeksi yang dilaporkan termasuk pada saluran pernapasan atau gastrointestinal atau virus Zika.
Tingkat kesembuhan sindrom Guillain-Barre cukup tinggi dan tingkat kematiannya sebesar 4-7 persen. Sekitar 60-80% pasien yang sembuh akhirnya mampu berjalan dalam enam bulan.
Namun, penderita kemungkinan mengalami efek jangka panjang, seperti kelemahan, mati rasa, atau kelelahan.
Risiko terkena Guilain-Barre meningkat seiring bertambahnya usia. Berikut ini adalah pemicu Sindrom Guillain-Barre:
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- 7 Parfum Wangi Bayi untuk Orang Dewasa: Segar Tahan Lama, Mulai Rp35 Ribuan Saja
- 3 Pelatih Kelas Dunia yang Tolak Pinangan Timnas Indonesia
Pilihan
-
Zahaby Gholy Starter! Ini Susunan Pemain Timnas Indonesia U-17 vs Honduras
-
Tinggal Klik! Ini Link Live Streaming Timnas Indonesia U-17 vs Honduras
-
Siapa Justen Kranthove? Eks Leicester City Keturunan Indonesia Rekan Marselino Ferdinan
-
Menko Airlangga Ungkap Dampak Rencana Purbaya Mau Ubah Rp1.000 Jadi Rp1
-
Modal Tambahan Garuda dari Danantara Dipangkas, Rencana Ekspansi Armada Kandas
Terkini
-
Cara Efektif Mencegah Stunting dan Wasting Lewat Nutrisi yang Tepat untuk Si Kecil
-
Kisah Pasien Kanker Payudara Menyebar ke Tulang, Pilih Berobat Alternatif Dibanding Kemoterapi
-
Pengobatan Kanker dengan Teknologi Nuklir, Benarkah Lebih Aman dari Kemoterapi?
-
Data BPJS Ungkap Kasus DBD 4 Kali Lebih Tinggi dari Laporan Kemenkes, Ada Apa?
-
Camping Lebih dari Sekadar Liburan, Tapi Cara Ampuh Bentuk Karakter Anak
-
Satu-satunya dari Indonesia, Dokter Ini Kupas Potensi DNA Salmon Rejuran S di Forum Dunia
-
Penyakit Jantung Masih Pembunuh Utama, tapi Banyak Kasus Kini Bisa Ditangani Tanpa Operasi Besar
-
Nggak Sekadar Tinggi Badan, Ini Aspek Penting Tumbuh Kembang Anak
-
Apoteker Kini Jadi Garda Terdepan dalam Perawatan Luka yang Aman dan Profesional
-
3 Skincare Pria Lokal Terbaik 2025: LEOLEO, LUCKYMEN dan ELVICTO Andalan Pria Modern