Suara.com - Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS atau CDC menyebut telah menemukan lebih banyak kasus pembekuan darah yang berpotensi mengancam jiwa di antara orang-orang yang menerima vaksin Covid-19 Johnson & Johnson (J&J), serta melihat "hubungan sebab-akibat yang masuk akal".
CDC mengatakan dalam sebuah presentasi bahwa badan tersebut telah mengidentifikasi 28 kasus trombosis dengan sindrom trombositopenia (TTS) di antara lebih dari 8,7 juta orang yang telah menerima vaksin J&J. TTS melibatkan pembekuan darah yang disertai dengan rendahnya kadar trombosit - sel dalam darah yang membantu proses pembekuan.
Sejauh ini sudah ada 3 dari 28 korban yang tewas. Sebelumnya, per 25 April, CDC telah melaporkan 17 kasus pembekuan darah di antara hampir 8 juta orang yang diberi vaksin.
Komite Penasihat untuk Praktik Imunisasi atau ACIP, yang menasihati CDC AS, merekomendasikan pada 23 April agar AS mencabut jeda 10 hari pada vaksinasi J&J yang diberlakukan untuk meninjau data keamanan pada masalah pembekuan.
Dilansir dari Channel News Asia, CDC mengatakan pada hari Rabu (12/5/2021), bahwa kejadian tersebut tampak serupa dengan apa yang diamati setelah pemberian vaksin Covid-19 AstraZeneca di Eropa.
Kedua vaksin tersebut didasarkan pada teknologi baru yang menggunakan adenovirus, yang menyebabkan flu biasa, yang telah dimodifikasi sehingga pada dasarnya tidak berbahaya. Virus digunakan untuk membawa instruksi ke dalam tubuh untuk membuat protein virus corona tertentu, memprioritaskan sistem kekebalan untuk membuat antibodi yang melawan virus yang sebenarnya.
Para ilmuwan sedang bekerja untuk menemukan mekanisme potensial yang akan menjelaskan pembekuan darah. Hipotesis utama tampaknya adalah bahwa vaksin memicu tanggapan kekebalan langka yang dapat dikaitkan dengan vektor virus ini.
Sebagian besar kasus terjadi di antara wanita berusia 18 hingga 49 tahun, CDC mengatakan, dengan tingkat di antara wanita berusia 30-39 pada 12,4 kasus per juta dan mereka yang berusia 40-49 pada 9,4 kasus per juta.
Hanya enam dari peristiwa pembekuan yang diidentifikasi terjadi pada pria.
Baca Juga: Kabar Baik, Bivalirudin Efektif Atasi Pembekuan Darah akibat Vaksin J&J
Gejala biasanya muncul beberapa hari setelah vaksinasi hingga 2 minggu.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
- Fakta-Fakta Korupsi Bupati HSS Kalsel, Diduga Minta Dana Proyek Puluhan Miliar
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Oktober: Klaim Ballon d'Or 112 dan Gems
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif