Suara.com - Sebuah studi yang diterbitkan Oxford University Press menunjukkan beberapa faktor non-genetik, seperti asupan daging merah yang lebih banyak, konsumsi alkohol yang lebih berat, dan pencapaian pendidikan yang lebih rendah, dapat meningkatkan kanker kolorektal pada orang di bawah usia 50 tahun.
Peneliti mengamati peningkatan kejadian kanker kolorektal atau kanker usus besar, terutama pada orang yang lahir sejak 1960-an, sebanyak dua kali lipat dari 1992 hingga 2013 (dari 8,6 menjadi 13,1 per 100.000).
Mereka mendapat data tersebut dari penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat, Kanada, Australia, dan Jepang. Selama periode yang sama, telah terjadi perubahan pola makan di antara generasi muda.
Ada dua perubahan, yakni penurunan konsumsi buah-buahan, sayuran non-kentang, dan sumber susu yang kaya kalsium, serta peningkatan makanan olahan, seperti pizza, daging, makaroni, hingga minuman ringan.
Asupan nutrisi rata-rata, seperti serat, folat, dan kalsium, juga lebih rendah yang direkomendasikan para ahli.
Mereka mempelajari kumpulan data dari 13 studi berisi 3.767 kasus kanker kolorektal dan 4.049 kelompok kontrol pada orang di bawah 50 tahun, serta 23.437 kasus kanker kolorektal dan 35.311 kontrol pada orang berusia 50 tahun atau lebih.
Peneliti menemukan kanker kolorektal onset dini dikaitkan dengan penggunaan aspirin yang tidak rutin, sering mengonsumsi daging merah, asupan alkohol yang tinggi, hingga tingkat pendidikan yang lebih rendah.
Studi juga menemukan bahwa rendahnya asupan serat berisiko tinggi menyebabkan kanker rektum, bagian paling bawah dari usus besar yang terhubung ke anus.
"Studi skala besar pertama tentang faktor risiko non-genetik untuk kanker kolorektal onset dini ini memberikan dasar awal untuk mengidentifikasi apa yang perlu ditargetkan pada orang-orang yang paling berisiko," tutur peneliti senior Richard Hayes.
Baca Juga: Suka Minuman Manis? Ternyanya Bisa Sebabkan Kanker Usus Dini
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat