Suara.com - Setahun lebih pandemi Covid-19 melanda dunia. Penyakit yang pertama kali ditemukan di Wuhan, China ini kerap disebut virus seribu wajah.
Karena Covid-19 memiliki gejala yang sangat beragam. Bahakna, berdasarkan penelitian baru-baru ini, orang yang menderita gula darah tinggi berisiko 30 persen lebih tinggi dites positif Covid19.
Untuk itu penting untuk juga selalu rutin melakukan pengecekan kadar gula darah. Terlebih, selama pandemi banyak orang telah mengurangi aktivitas fisik, dan pada akhirnya akan mempengaruhi kadar gula darah.
Dilansir dari Times of India, Dr Sujeet Jha, Direktur Utama - Endokrinologi, Diabetes & Obesitas, Max Hospital, New Delhi, mengatakan Pola makan yang tidak begitu baik , demam tinggi, dan faktor lain selama infeksi Covid-19 menyebabkan peningkatan kadar gula darah.
Selain itu, kondisi ini dipicu oleh penggunaan steroid, yang tidak dapat dihindari pada beberapa pasien.
Oleh sebab itu SUjeet menyarankan agar siapapun yang dinyatakan positif mengidap virus SARS-CoV-2 harus menjalani tes diabetes mereka. Ini adalah tes sederhana yang sering diabaikan dan memainkan peran utama dalam menentukan perawatan yang tepat dan karenanya harus dilakukan.
Bahkan jika dokter melewatkannya, itu harus dianggap sebagai tes wajib. Selain itu, seorang anak berusia 5 tahun dites positif, dia harus diuji kadar gula darahnya, tambah Dr Jha.
Penggunaan steroid secara menyeluruh tidak tepat pada penderita diabetes dan non-diabetes. Steroid hanya boleh digunakan jika diresepkan oleh dokter.
Dengan kombinasi gejala Covid- dengan gejala Covid-19, sangat sulit untuk membedakan gejala gula darah tinggi. Jadi, yang terbaik adalah melakukan tes gula darah bersama dengan HbA1c untuk mengetahui tingkat gula darah rata-rata.
Baca Juga: Lacak Sumber Varian Covid-19 India yang Tulari Nakes, 200 Orang Ditracing
Dr SK Wangnoo, Konsultan Senior, Endokrinologi, Rumah Sakit Apollo, New Delhi berkata, mengatakan bahwa wajib bagi semua orang baik mereka penderita diabetes atau tidak untuk memeriksakan kadar gula darahnya.
Covid-19 dapat mempengaruhi sel beta pankreas, yang memproduksi insulin. ACE- 2 reseptor merusak sel beta yang memproduksi insulin. Hal ini menyebabkan kekurangan insulin dan dengan demikian meningkatkan kadar gula darah.
Kadar gula darah harus dipantau dengan cermat selama infeksi COVID dan harus diobati hanya dengan insulin.
Orang dengan kadar gula darah tinggi menjadi lebih parah dengan penggunaan steroid.
Kondisi prediabetik dapat diubah menjadi diabetes penuh, jika tidak ditangani tepat waktu. Orang-orang ini harus diobati dengan insulin untuk mengontrol kondisinya.
Pasien dengan diabetes yang tidak terkontrol bisa terkena ketosis diabetik - diabetes yang tidak terkontrol dimana keton dalam darah menyebabkan ketidaknyamanan di dada. Ini disebut asidosis, keadaan darurat medis yang harus ditangani dengan perawatan infus insulin intravena bersama dengan tindakan dukungan lainnya.
Seseorang dengan diabetes terkontrol juga dapat memiliki kadar gula darah tinggi pasca COVID. Orang-orang ini mungkin membutuhkan insulin untuk sementara dan obat lama mereka mungkin tidak bekerja.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
5 Mobil Bekas di Bawah 100 Juta Muat hingga 9 Penumpang, Aman Bawa Barang
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
Terkini
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja
-
Mengubah Cara Pandang Masyarakat Terhadap Spa Leisure: Inisiatif Baru dari Deep Spa Group
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025