Potret keluarga Ashanty dan Anang di Dubai. (Instagram/ashanty_ash)
Metotreksat dalam bentuk cairan suntik harus diberikan oleh dokter atau oleh petugas medis atas petunjuk dokter. Selama pengobatan dengan metotreksat, dokter onkologi akan memantau kondisi pasien secara ketat.
Metotreksat dapat mengganggu fungsi organ dan menurunkan jumlah sel darah. Oleh karena itu, dokter akan melakukan pemeriksaan darah secara rutin selama pengobatan dilakukan.
Sedangkan untuk dosis metrotreksat cenderung berbeda-beda, tergantung kondisi pasien. Perlu diketahui juga, obat ini terbagi dalam bentuk tablet dan suntik. Berikut pembagian dosis metroreksat berdasarkan bentuknya:
Dosis metotreksat tablet:
- Untuk mengatasi kanker ari-ari (choriocarcinoma).
- Dewasa: 15-30 mg per hari selama 5 hari. Dosis kembali diberikan dengan jeda waktu 1 minggu. Pengulangan dosis dapat dilakukan 3-5 kali.
- Untuk mengatasi leukemia limfoblastik akut, Dewasa: 15 mg/m2 LPT, 1-2 kali seminggu dan dikombinasikan dengan jenis obat lainnya.
- Untuk mengatasi limfoma Burkitt. Dewasa: 10-25 mg per hari selama 4-8 hari. Pengulangan dosis dilakukan setelah 7-10 hari.
- Untuk mengatasi psoriasis, Dewasa: 10-25 mg per minggu sebagai dosis tunggal. Penyesuaian dosis dilakukan berdasarkan respons tubuh.
- Untuk mengatasi rheumatoid arthritis, Dewasa: 7,5 mg, 1 kali seminggu. Penyesuaian dosis dilakukan berdasarkan respons tubuh. Dosis tidak boleh melebihi 20 mg per minggu.
- Untuk mengatasi penyakit Crohn, Dewasa: 12,5-22,5 mg, 1 kali seminggu. Pengobatan dilakukan hingga 1 tahun.
Dosis Metotreksat suntik:
- Untuk mengatasi leukemia limfoblastik akut, Dewasa: 2,5 mg/kgBB tiap 14 hari.
- Untuk mengatasi limfosarkoma, Dewasa: Dosis hingga 30 mg/kgBB, diikuti dengan pemberian leucovorin.
- Untuk mengatasi kanker payudara, Dewasa: 10-60 mg/m2 LPT, dikombinasikan dengan obat lain.
- Untuk mengatasi osteosarcoma, Dewasa: Dosis awal yang direkomendasikan 12 g/m2 LPT, diberikan melalui infus selama 4 jam. Dosis dapat ditingkatkan hingga 15 g/m2.
- Untuk mengatasi kanker ari-ari, Dewasa: 15-30 mg per hari selama 5 hari. Dosis kembali diberikan dengan jeda waktu 1 minggu dan diulangi sebanyak 3-5 kali. Dosis maksimal: 60 mg/hari.
- Untuk mengatasi penyakit Crohn, Dewasa: 25 mg, 1 kali seminggu, selama 16 minggu. Dosis pemeliharaan: 15 mg per minggu.
Komentar
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
Waduh! Studi Temukan Bukti Hewan Ternak Makan Sampah Plastik, Bahayanya Apa Buat Kita?
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis