Suara.com - Melonjaknya jumlah pasien infeksi Covid-19 menyebabkan berbagai persoalan bagi para tenaga kesehatan di India. Terparah, sistem kesehatan India langsung mengalami tekanan berat.
Dengan gaji rendah, keadaan juga mendesak tenaga kesehatan bekerja tanpa alat pelindung memadai hampir 24 jam, karena kurangnya jumlah staf.
Para tenaga kesehatan itu pun sampai merasa takut nyawanya terancam akibat paparan infeksi Covid-19 yang tinggi.
"Kami terlalu banyak bekerja, stres, dan sangat ketakutan," kata Radha Jain, seorang dokter di ibu kota New Delhi, kepada AFP.
Asosiasi Medis India mengatakan lebih dari 1.200 dokter meninggal dunia karena Covid-19 sejak awal pandemi, dengan 500 dokter diantaranya meninggal dunia dalam dua bulan terakhir.
Sementara secara nasional, lebih dari 165.000 orang India telah meninggal dunia akibat infeksi Covid selama satu tahun pandemi terjadi.
Meskipun lonjakan Covid-19 telah mereda dalam beberapa pekan terakhir, tapi data mencatat bagaimana kasus kematian per hari masih di angka 3.000 orang.
Deependra Garg, seorang dokter yang bekerja di pinggiran Delhi, tahu betul betapa mengerikan situasi di India. Istrinya Anubha, adalah seorang dokter pribadi yang terinfeksi Covid-19 pada April lalu.
Mereka awalnya melakukan perawatan isolasi mandiri di rumah. Tetapi karena kondisi Anubha memburuk, ia kemudian berjuang mendapat tempat tidur rumah sakit.
Baca Juga: Nakes di Bandar Lampung Meninggal Usai Melahirkan karena Covid-19, Begini Kondisi Bayi
Garg akhirnya menemukan tempat tidur di rumah sakit yang jaraknya hampir 200 km dari tempat tinggal mereka.
Tetapi Anubha, yang sebenarnya telah divaksinasi penuh, meninggal dunia dua minggu kemudian.
"Kami berada di garis depan 24 jam dalam seminggu. Kami terkena beban virus yang tinggi tetapi kami harus terus bekerja melawan segala rintangan karena kami telah memilih profesi ini. Kami tidak punya pilihan," kata Garg.
Pandemi Covid-19 dianggap telah mengekspos kelemahan sistem perawatan kesehatan India, terutama di rumah sakit pemerintah yang tidak lengkap.
Ketika wabah virus corona melonjak, banyak laporan muncul bagaimana rumah sakit kekurangan staf medis sementara pasien terbaring di lantai karena bangsal perawatan penuh sesak.
Dikutip dari Channel News Asia, pemerintah India disebut hanya menggunakan kurang dari 2 persen dari PDB untuk biaya kesehatan, dan menjadi salah satu tarif terendah di dunia.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Jangan Tunggu Dewasa, Ajak Anak Pahami Aturan Lalu Lintas Sejak Sekarang!
-
Menjaga Kemurnian Air di Rumah, Kunci Hidup Sehat yang Sering Terlupa
-
Timbangan Bukan Segalanya: Rahasia di Balik Tubuh Bugar Tanpa Obsesi Angka
-
Terobosan Baru Atasi Kebutaan: Obat Faricimab Kurangi Suntikan Mata Hingga 75%!
-
5 Pilihan Obat Batu Ginjal Berbahan Herbal, Aman untuk Kesehatan Ginjal dan Ampuh
-
Catat Prestasi, Tiga Tahun Beruntun REJURAN Indonesia Jadi Top Global Distributor
-
Mengenal UKA, Solusi Canggih Atasi Nyeri Lutut dengan Luka Minimal
-
Indonesia di Ambang Krisis Dengue: Bisakah Zero Kematian Tercapai di 2030?
-
Sakit dan Trauma Akibat Infus Gagal? USG Jadi Solusi Aman Akses Pembuluh Darah!
-
Dokter Ungkap Fakta Mengejutkan soal Infertilitas Pria dan Solusinya