Suara.com - Klaim rokok elektrik yang mengaku bisa menjadi alat bantu berhenti merokok lagi-lagi dipatahkan oleh dokter.
Menurut dr. Feni Fitriani, Sp.P(K), jika benar-benar serius ingin berhenti merokok maka solusinya berhenti memasukan zat serupa ke dalam tubuh, dalam bentuk apapun itu.
"Kalau mau berhenti merokok bukan dialihkan ke segala macam bentuk, tapi berhenti memasukan benda itu ke dalam tubuh," ujar dr. Feni dalam acara diskusi peringati Hari Tanpa Tembakau Sedunia 2021, Sabtu (5/6/2021).
Ia menambahkan bentuk yang harus berhenti dimasukan seperti rokok elektrik atau vape, shisha, cerutu, dan maupun dalam bentuk permen nikotin.
Ditambah berhenti merokok dilakukan bukan dengan mengurangi frekuensi merokok, tapi harus benar-benar berhenti seutuhnya.
"Jadi bukan mengurangi jumlah batangan rokok, tapi benar-benar menghentikan total sekaligus, meskipun itu menyulitkan," terang dr. Feni.
Hal ini selaras dengan yang disampaikan Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Dr. Agus Dwi Susanto yang mengakui ada beberapa riset internasional yang menyatakan rokok elektrik bisa membantu hentikan kebiasaan merokok.
Tapi itu bukanlah hasil riset mayoritas yang dipublikasikan dan diakui oleh para dokter paru di luar negeri. Bahkan Perhimpunan Dokter Paru Internasional termasuk Asosiasi Dokter Paru Amerika Serikat tetap menyatakan rokok elektrik berbahaya untuk kesehatan.
"Hasil review terakhir dari hasil publikasi internasional yang merangkum positif dan negatif secara umum, rokok elektronik tidak cukup baik membantu berhenti merokok," timpal Dr. Agus.
Baca Juga: Meski Tanpa Tar, Rokok Elektrik Tetap Berisiko Sebabkan Kerusakan Paru
Berita Terkait
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Mau Berhenti Ngerokok tapi Gagal Terus? Mungkin Kamu Butuh Bantuan, Bukan Cuma Niat
-
Vape Jadi Narkoba? BNN Bergerak Usai Singapura Ambil Langkah Ekstrem
-
Riset: Rokok Elektrik Bantu Lebih Banyak Orang Berhenti Merokok Dibandingkan Cara Biasa
-
7 Fakta Larangan Vape di Singapura, Bisa Dijebloskan ke Penjara
Terpopuler
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- 7 Sepatu Murah Lokal Buat Jogging Mulai Rp100 Ribuan, Ada Pilihan Dokter Tirta
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Indosat Gandeng Arsari dan Northstar Bangun FiberCo Independent, Dana Rp14,6 Triliun Dikucurkan!
-
Kredit Nganggur Tembus Rp2,509 Triliun, Ini Penyebabnya
-
Uang Beredar Tembus Rp9891,6 Triliun per November 2025, Ini Faktornya
-
Pertamina Patra Niaga Siapkan Operasional Jelang Merger dengan PIS dan KPI
-
Mengenang Sosok Ustaz Jazir ASP: Inspirasi di Balik Kejayaan Masjid Jogokariyan
Terkini
-
Ketika Anak Muda Jadi Garda Depan Pencegahan Penyakit Tak Menular
-
GTM pada Anak Tak Boleh Dianggap Sepele, Ini Langkah Orang Tua untuk Membantu Nafsu Makan
-
Waspada! Pria Alami Sperma Kosong hingga Sulit Punya Buat Hati, Dokter Ungkap Sebabnya
-
Standar Global Layanan Kesehatan Kian Ditentukan oleh Infrastruktur Rumah Sakit
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia