Suara.com - Bayi yang lahir secara prematur dengan berat badan lahir rendah (BBLR) dapat diselamatkan dengan kontak kulit ke kulit kepada sang ibu atau pengasuhnya dan mendapatkan ASI ekslusif, alih-alih ditempatkan di dalam inkubator.
Pendekatan tersebut, yang dijuluki perawatan metode kanguru (Kangaroo Mother Care), telah terbukti menjadi salah satu cara terbaik dan teraman dalam merawat bayi prematur dengan berat badan lahir rendah.
Cara tersebut dinilai mengurangi risiko infeksi, dapat menambah berat badan bayi dan membuat tingkat menyusui bayi lebih tinggi, menurut penelitian yang terbit di New England Journal of Medicine.
Meski memiliki banyak manfaat, praktik ini belum diadopsi secara luas.
Berdasarkan Science Alert, saat ini Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan perawatan metode kanguru pada semua bayi prematur, tetapi hanya setelah sang bayi sudah dipulangkan dari rumah sakit dan dinyatakan stabil secara klinis di unit perawatan intensif neonatal (NICU).
Jadi, seharusnya rumah sakit menerapkan unit perawatan ibu-bayi dengan tempat tidur dan kursi lengkap sehingga staf rumah sakit dapat merawat orang tua dan bayinya secara bersamaan.
Penelitian ini dilakukan terhadap 3.211 bayi dengan berat badan rendah di Ghana, India, Malawi, Nigeria, dan Tanzania. Bayi-bayi ini langsung dirawat di NICU yang diatur secara khusus atau dipisahkan dari orang tua untuk perawatan konvensional, dengan momen sentuhan singkat yakni setelah 24 jam pertama.
Tidak memisahkan bayi dari orang tuanya juga dapat memicu kesehatan yang lebih bagus. Sentuhan antara bayi dan ibunya telah terbukti menstabilkan detak jantung bayi baru lahir, menenangkan pernapasannya, dan mengurangi tangisannya.
"Studi ini menggambarkan bahwa perawatan metode kanguru memiliki potensi untuk menyelamatkan lebih banyak nyawa jika dilakukan segera setelah lahir," kata Rajiv Bahl, Kepala Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Ibu dan Bayi di WHO.
Baca Juga: Geger, Warga Senen Temukan Jasad Bayi Diduga Berusia 2 Hari di Selokan
Saat ini WHO sedang dalam proses meninjau panduannya tentang perawatan metode kanguru.
Berita Terkait
Terpopuler
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 5 Oktober: Ada 20.000 Gems dan Pemain 110-113
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Kedua 6-12 Oktober 2025
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Pihak Israel Klaim Kantongi Janji Pejabat Kemenpora untuk Datang ke Jakarta
-
Siapa Artem Dolgopyat? Pemimpin Atlet Israel yang Bakal Geruduk Jakarta
-
Seruan Menggetarkan Patrick Kluivert Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
Perbandingan Spesifikasi vivo V60 Lite 4G vs vivo V60 Lite 5G, Kenali Apa Bedanya!
-
Dana Transfer Dipangkas, Gubernur Sumbar Minta Pusat Ambil Alih Gaji ASN Daerah Rp373 T!
Terkini
-
Mulai Usia Berapa Anak Boleh Pakai Behel? Ria Ricis Bantah Kabar Moana Pasang Kawat Gigi
-
Varises Mengganggu Penampilan dan Kesehatan? Jangan Panik! Ini Panduan Lengkap Mengatasinya
-
Rahasia Awet Muda Dibongkar! Dokter Indonesia Bakal Kuasai Teknologi Stem Cell Quantum
-
Belajar dari Kasus Ameena, Apakah Permen Bisa Membuat Anak Sering Tantrum?
-
Bukan Sekadar Gadget: Keseimbangan Nutrisi, Gerak, dan Emosi Jadi Kunci Bekal Sehat Generasi Alpha
-
Gerakan Kaku Mariah Carey saat Konser di Sentul Jadi Sorotan, Benarkah karena Sakit Fibromyalgia?
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya