Suara.com - Para ahli di Inggris mernyerukan agar anak-anak 12 tahun ke atas perlu segera disuntik vaksin Covid-19. Hal ini disebabkan karena varian Delta yang disebut lebih berbahaya bagi anak-anak dibandingkan varian lainnya.
Melansir dari Independent, seruan tersebut muncul dari Komite Bersama untuk Vaksinasi dan Imunisasi (JCVI) Inggris. Meskipun regulator obat-obatan Inggris menyetujui penggunaan vaksin Pfizer/BioNTech untuk anak berusia 12 hingga 15 tahun, namun belum ada tindakan vaksinasi terkait usia tersebut.
Israel, Prancis, dan Amerika Serikat sudah mulai menggunakan vaksin Pfizer pada kelompok usia ini. Tetapi pejabat kesehatan Inggris sedang menunggu data lebih lanjut tentang profil keamanan vaksin dan tingkat sindrom pasca-Covid pada anak-anak.
Sejumlah ahli terkemuka mengatakan bahwa vaksinasi orang yang lebih muda bisa membantu mengelola pandemi dengan lebih baik, melindungi remaja dari infeksi parah dan Covid yang berkepanjangan.
“Dengan Inggris sekarang dalam cengkeraman gelombang yang disebabkan oleh sirkulasi varian Delta yang lebih menular, penundaan (vaksinasi) sekarang kemungkinan memiliki konsekuensi kesehatan masyarakat yang signifikan,” kata Profesor Aris Katzourakis, ahli virologi evolusi di Universitas Oxford.
“Karena vaksin ini (Pfizer dan Moderna) terbukti aman untuk anak berusia 12 hingga 18 tahun dan memiliki manfaat yang jelas, masuk akal untuk membukanya kepada kelompok usia yang lebih muda sesegera mungkin,” imbuhnya.
Dokter Stephen Griffin, ahli virologi di Universitas Leeds mengatakan bahwa membiarkan jutaan anak tidak divaksinasi kemungkinan akan mencegah Inggris mencapai ambang batas kekebalan yakni 85 hingga 90 persen.
"Yang diperlukan di seluruh populasi adalah untuk mencegah penyebaran varian Delta yang sangat menular," ujar dokter Griffin.
Di Inggris, satu dari setiap 100 anak yang terinfeksi Covid-19 dirawat di rumah sakit dengan jumlah hampir 6.000 penerimaan sejak awal pandemi. Dari mereka yang dirawat di rumah sakit, sekitar 750 anak juga telah dirawat di perawatan intensif dengan sindrom multisistem inflamasi pediatrik (PIMS) sejak April 2021.
Baca Juga: Nekat! Gelara Hajatan, 2 Lokasi Langsung Dikukut Satgas Covid-19 dan Swab di Tempat
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- Owner Bake n Grind Terancam Penjara Hingga 5 Tahun Akibat Pasal Berlapis
- Beda Biaya Masuk Ponpes Al Khoziny dan Ponpes Tebuireng, Kualitas Bangunan Dinilai Jomplang
- 5 Link DANA Kaget Terbaru Bernilai Rp 434 Ribu, Klaim Sekarang Sebelum Kehabisan!
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
Pilihan
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
Terkini
-
Terungkap! Ini Rahasia Otak Tetap Prima, Meski di Usia Lanjut
-
Biar Anak Tumbuh Sehat dan Kuat, Imunisasi Dasar Jangan Terlewat
-
Susu Kambing Etawanesia Bisa Cegah Asam Urat, Ini Kata dr Adrian di Podcast Raditya Dika
-
Toko Roti Online Bohong Soal 'Gluten Free'? Ahli Gizi: Bisa Ancam Nyawa!
-
9.351 Orang Dilatih untuk Selamatkan Nyawa Pasien Jantung, Pecahkan Rekor MURI
-
Edukasi PHBS: Langkah Kecil di Sekolah, Dampak Besar untuk Kesehatan Anak
-
BPA pada Galon Guna Ulang Bahaya bagi Balita, Ini yang Patut Diwaspadai Orangtua
-
Langsung Pasang KB Setelah Menikah, Bisa Bikin Susah Hamil? Ini Kata Dokter
-
Dana Desa Selamatkan Generasi? Kisah Sukses Keluarga SIGAP Atasi Stunting di Daerah
-
Mulai Usia Berapa Anak Boleh Pakai Behel? Ria Ricis Bantah Kabar Moana Pasang Kawat Gigi