Suara.com - Jumlah kasus Covid-19 di Indonesia terus meningkat melebihi puncak pertama di Januari lalu. Kini Indonesia dinyatakan masuk gelombang kedua kenaikan kasus.
Hal ini tak terlepas dari imbas libur panjang serta masuknya varian Delta yang lebih menular. Sebagian besar pasien Covid-19 pun kini sedang menjalani isolasi mandiri.
Mengenai hal tersebut, dr. Ari Fahrial Syam lewat chanel YouTube Apa Kata Dokter Ari, kembali mengingatkan bahwa bagi mereka yang terkonfirmasi positif untuk segera melakukan isolasi mandiri.
Guru Besar sekaligus Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) ini menekankan isolasi mandiri sangatlah penting karena droplet (pada saat batuk, bersin, atau berbicara) mengandung virus Covid-19 yang bisa menulari orang lain.
Sebab, poin dari isolasi mandiri adalah menjaga agar kondisi tidak semakin buruk. Selain itu, saat terkonfirmasi positif Covid-19 dan isolasi mandiri ada beberapa hal yang perlu diantisipasi.
"Hasil diskusi saya dengan beberapa pakar paru dan hasil pengalaman pribadi menangani pasien Covid-19, terdapat tiga hal yang harus diantisipasi ketika mereka mengalami infeksi," ujarnya.
Pertama, pada minggu kedua pasien Covid-19 akan mengalami suatu peradangan, khususnya pada paru-paru yang menyebabkan terjadinya perburukan dari fungsi organ tersebut.
"Sehingga saturasi akan turun dan bahkan pasien perlu mendapatkan suplementasi oksigen, dan yang terburuknya misal perlu mendapatkan ventilator," jelasnya.
Kedua, orang-orang yang terinfeksi virus corona Covid-19 ini secara umum mempunyai daya tahan tubuh yang rendah sehingga bisa saja mereka ini mudah sekali terinfeksi dengan infeksi yang lain. Oleh karena itu harus dijaga agar tidak terpapar dengan infeksi lain yang tidak memperburuk keadaan.
Baca Juga: Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono Sembuh COVID-19, Tiap Hari Minum Obat Ini
Yang ketiga, hal-hal yang bisa menjadi komplikasi juga biasanya terjadi pada minggu kedua. "Yaitu adanya hiperkoagulasi yakni kekentalan darah yang bisa saja menyebabkan kematian mendadak, serangan jantung, stroke atau gangguan lain yang harus diantisipasi," tambahnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Sama-sama dari Australia, Apa Perbedaan Ijazah Gibran dengan Anak Dosen IPB?
- Bawa Bukti, Roy Suryo Sambangi Kemendikdasmen: Ijazah Gibran Tak Sah, Jabatan Wapres Bisa Gugur
- Lihat Permainan Rizky Ridho, Bintang Arsenal Jurrien Timber: Dia Bagus!
- Ousmane Dembele Raih Ballon dOr 2025, Siapa Sosok Istri yang Selalu Mendampinginya?
- Jadwal Big 4 Tim ASEAN di Oktober, Timnas Indonesia Beda Sendiri
Pilihan
-
Dokter Tifa Kena Malu, Kepala SMPN 1 Solo Ungkap Fakta Ijazah Gibran
-
Penyebab Rupiah Loyo Hingga ke Level Rp 16.700 per USD
-
Kapan Timnas Indonesia OTW ke Arab Saudi? Catat Jadwalnya
-
Danantara Buka Kartu, Calon Direktur Keuangan Garuda dari Singapore Airlines?
-
Jor-joran Bangun Jalan Tol, Buat Operator Buntung: Pendapatan Seret, Pemeliharaan Terancam
Terkini
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja
-
Viral Guyonan Lelaki Manja saat Sakit, Dokter Saraf Bongkar Fakta Toleransi Nyeri
-
Bukan Cuma Pekerja, Ternyata Orang Tua juga Bisa Burnout karena Masalah Membesarkan Anak
-
Benarkah Diet Keto Berisiko untuk Kesehatan? Ini Jawaban Ahli
-
Tren Mengkhawatirkan! Mengapa Kasus Kanker pada Anak Muda Meningkat?
-
Gaya Hidup Higienis: Kebiasaan Kecil yang Berdampak Besar bagi Tubuh
-
Mengenal Penyakit Lyme yang Diderita Bella Hadid: Bagaimana Perawatannya?
-
Terapi Imunologi Sel: Inovasi Perawatan Kesehatan untuk Berbagai Penyakit Kronis
-
72% Sikat Gigi Dua Kali Sehari, Kok Gigi Orang Indonesia Masih Bermasalah? Ini Kata Dokter!