Suara.com - Tubuh manusia memiliki sistem khusus untuk menghadapi berbagai penyakit. Tugas penting itu menjadi bagian dalam sistem imun.
Ilmu kedokteran telah mengungkapkan bahwa jenis imunitas tubuh untuk melawan penyakit ada dua macam. Yakni, imunitas aktif dan imunitas pasif. Dikutip dari Ruang Guru, berikut penjelasan lengkap teekait imunitas aktif dan imunitas pasif.
Imunitas Aktif
Imunitas aktif dapat diperoleh dengan melakukan kontak langsung antara toksin atau patogen sehingga tubuh mampu memproduksi antibodi sendiri. Imunitas aktif terbagi lagi menjadi dua jenis, yaitu imunitas buatan dan imunitas alami.
Imunitas alami terbentuk seseorang terpapar penyakit. Kemudian sistem imunitas akan memproduksi antibodi dan limfosit khusus terkait penyakit tersebut. Imunitas alami dapat bersifat seumur hidup, seperti pada kasus cacar dan campak. Tetapi ada juga yang sementara seperti pada kasus gonore dan pneumonia.
Sementara imunitas buatan timbul karena adanya rangsangan dari patogen yang dimasukkan ke dalam tubuh melalui vaksin yang kemudian mengaktifkan sistem imun. Vaksin merupakan patogen yang sudah dilemahkan atau toksin yang sudah diubah sebelumnya. Oleh karena itu, vaksin tidak menimbulkan penyakit. Contohnya seperti vaksin TFT (tetanus formol toxoid) untuk melawan tetanus.
Imunitas Pasif
Imunitas pasif terjadi jika antibodi dari satu individu dipindahkan ke individu lainnya. Imunitas pasif juga terbagi menjadi imunitas pasif alami dan imunitas pasif buatan.
Imunitas pasif alami terjadi melalui pemberian ASI kepada bayi, saat antibodi IgG (inunoglobulin G) milik ibu masuk ke plasenta. Antibodi IgG tersebut dapat memberikan kekebalan sementara untuk beberapa minggu atau beberapa bulan setelah kelahiran.
Baca Juga: Vaksinasi COVID-19 Tergolong Imunitas Aktif, Bisa Bertahan Tahunan
Sedangkan imunitas pasif buatan terjadi melalui injeksi antibodi dalam serum. Imunitas pasif dihasilkan oleh orang atau hewan yang kebal karena pernah terpapar antigen tertentu. Contohhnya, antibodi dari kuda yang kebal terhadap gigitan ular dapat diinjeksikan kepada manusia yang digigit ular sejenis.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Permintaan Pertamax Turbo Meningkat, Pertamina Lakukan Impor
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
Terkini
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja
-
Mengubah Cara Pandang Masyarakat Terhadap Spa Leisure: Inisiatif Baru dari Deep Spa Group
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya